Tidak ada lagi penyesalan di raut wajah budhe, mereka berdua bergandengan tangan dan bersama kembali menuju dunia abadi. Wajah yang nrimo (menerima dengan ikhlas) dan ekspresi yang sejuk layaknya cuaca Tawangmangu terpancar dari pasangan yang tidak memiliki keturunan tersebut.
Kisah cinta Budhe dan suaminya adalah salah satu contoh rumah tangga yang harmonis hingga maut bahkan tidak dapat memisahkan. Meskipun tidak dikaruniai anak, mereka berdua tetap saling mencintai dan mengabdi satu sama lain. Bahkan kebersamaan mereka digambarkan hingga setelah maut menjemput. Kuncinya adalah ikhlas menjalani kehidupan dan tidak neko-neko (macam-macam).
Film ini, sesaat menjelma film religi yang memberikan pesan bahwa kehidupan hanya sementara. Hidup yang hanya satu kali ini hendaknya dipenuhi dengan perbuatan baik dan menjalankan tugas hidup sebaik mungkin. Budhe penjaga tradisi paes dan dukun manten yang masih berhubungan dengan keluarga keraton bertanggung jawab penuh atas tugasnya hingga nafas terakhir hidupnya. Sesaat film ini menebarkan aroma mistik budaya jawa yang kental dengan aturan dan tradisi.
Adegan singkat ini adalah salah satu dari banyak hal tidak terduga dari film Mantan Manten. Kesan awal dari judulnya adalah film ini bakalan mengisahkan kisah cinta dan dipenuhi romantika dari aktor utama. Kenyataannya jauh berbeda. Film ini sangat layak untuk ditonton bagi kamu yang menyukai adat istiadat, bisa menjadi referensi pernikahan gaya jawa kalau kamu mau menikah, bisa ditonton bersama pasangan untuk memahami apa dan bagaimana cinta itu, juga buat kamu yang kangen romantisme kota Solo dan sejuknya Tawangmangu.
Film produksi Visinema Pictures berjudul Mantan Manten ini berkisah tentang Yasnina (Atiqah Hasiholan), seorang manajer cum konsultan investasi yang sukses dan popular. Ia sering tampil di acara televisi dan menjadi motivator bisnis. Kehidupan Yasnina terlihat sempurna, glamor, kaya, dan punya tunangan kaya dan tampan. Namanya Surya (Arifin Putra) anak dari bos besar di kantornya. Akan tetapi, hidup yang dipandang ideal tersebut berbalik 180 derajat menjadi bencana kala Yasnina dijebak dan dikhianati oleh Iskandar (Tyo Pakusadewo), bos sekaligus calon mertuanya, sehubungan dengan kasus penggelapan dana investasi.
Yasnina yang sudah tidak memiliki apa-apa dan berambisi membalas dendam justru harus menjalani kehidupan di Tawangmangu, daerah yang pedesaan dan tidak ramai. Belajar menjadi pemaes bersama Budhe. Betapa jalan hidup sulit ditebak dan dicerna dengan logika. Yasnina yang tidak pernah berhubungan dengan dunia paes justru menjadi calon penerus.
Banyak pelajaran kehidupan pada film ini. Terutama perjuangan seorang wanita untuk memperjuangkan karir dan cintanya. Yasnina merupakan sosok karakter kuat dan tangguh yang akhirnya berhasil meredam dendam bahkan mampu mengendalikan emosinya untuk ikhlas dan merelakan. Semua kejadian buruk yang menimpa dirinya. Terus menjalani kehidupan di jalan baru yang Tuhan berikan padanya.
Film ini juga cocok buat kamu yang sedang berjuang untuk move on dari kehidupan cinta yang gagal atau tidak menentu. Selamat menonton yaa...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H