4) Model Make A Match (Membuat Pasangan)
Model Make A Match merupakan salahsatu jenis model atau metode strategi pemeblajaran. Penerapan metode I I dimulai dengan teknik, yaitu peserta didik disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau spal sebelum batas waktunya, peserta didik yang dapat mencocokkan katurnya diberi point.
5) Model TGT (Teams Games Tournaments)
Model Teams Gamest Tournaments (TGT) merupakan salahsatu  model pembelajaran koperatif yng memposisikan peserta didik kedalam beberapa komponen kelompok belajar yang terdiri dari lima sampai enam orang peserta didik yang mempunyai bakat dan kemampuan berbeda-beda. Guru menyajikan materi, dan pesrta didik bekarja dalam kelompok masing-masing. Dalam kerja kelompok pendidik menyerahkan sebuah lembar kerja kepada setiap kelompok. Tugas tersebut oleh masing-masing kelompok dikerjakan secara bergotong royong dan bekerjasama antar anggota kelompoknya.  Apabila ada dari anggota kelompoknya yang kurang memahami terkait tugas yang diserahkan dan dibebankan, maka anggota kelompok lain turut memiliki peranan untuk bertanggungjawab sebagai pemberi jawaban atau bisajadi menguraikan dan menjelaskan sebelum melontarkan pertanyaan tersbut kepada pendidik. Â
6) Model struktural
Premis umum dari pendekatan structural adalah terdapat hubungan keterkaitan yang sangat kuat dan erat antara yang peserta didik lakukan dengan peserta didik pelajari. Yaitu interaksi di dalam kelas telah member pengaruh besar pada perkembangan peserta didik pada sisi social, kognitif dan akademisnya. Konstruksi dan pemerolehan pengetahuan, perkembangan bahasa dan kognisi, dan perkembangan keterampilan sosial merupakan fungsi dari situasi dimana peserta didik berinteraksi. Ada empat prinsip dasar yang penting untuk pendekatan struktural pembelajaran kooperatif, yaitu interaksi serentak, partisipasi sejajar, interdepensi positif dan akuntabilitas.
5. Strategi Pembelajaran KontekstualÂ
Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan dunia nyata peserta didik, dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Berdasarkan pemahaman, karakteristik dan komponen pendekatan kontekstual, strategi pembelajaran ini dapat dikembangkan guru dengan memberikan penugasan yang dapat dilakukan di berbagai konteks lingkungan peserta didik. Penugasan yang diberikan guru memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar di luar kelas.
6. Strategi Pembelajaran AktifÂ
Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif, artinya posisi peserta didik dalam pembelajaran sebagai subjek dan objek pendidikan. Posisi peserta didi dalam pembeljaran ini adalah mengajukan pertanyaan megenai bahan atau materi pelajaran yang diterima. Model pembelajran aktif ini dimaksudkan untuk memperkenslksn kepada peserta didik mengenai sejumlah pengetahuan, faktafakta tertentu yang sudah diajarkan kepadanya sekaligus menghadapkan kepada peserta didik sejumlah persoalan untuk dipecahkan secara bersamasama agar memperoleh kesamaan yang utuh.[3] Strategi pembelajaran aktif adalah merupakan strategi yang membuat peserta didik aktif sejak awal pembelajaran melalui aktivitas-aktivitas yang membuat peserta didik berpikir tentang meteri pelajaran sebagi cara untuk mengaktifkan kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung. Strategi pembelajaran aktif ini memaksa dan mendorong peserta didik untuk mengeluarkan ide dan gagasannya yang mungkin selama ini dipendam oleh peserta didik. Pengungkapan ide atau gagasan cenderung akan meningkatkan keberanian sekaligus membangkitkan motivasi dan mengungkapkan gagasan.
D. Metode Pembelajaran