Mohon tunggu...
Wardatus Sholihah
Wardatus Sholihah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Bismillah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Perkembangan Bahasa Ekspresif Anak karena Kesibukan Orangtua dalam Bekerja

20 Maret 2022   22:23 Diperbarui: 20 Maret 2022   23:28 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perkembangan Bahasa Ekspresif Anak Usia Dini (health.tribunnews.com)

Pendidikan anak usia dini dinobatkan sebagai salah satu sarana atau jembatan bagi anak-anak untuk menumbuhkan kemampuan bahasa mereka sejak mereka masih kecil. Kemampuan membina kemampuan bahasa anak merupakan hal yang wajar bahwa di lain waktu ketika mereka dewasa, anak-anak dapat bersosialisasi, berkomunikasi dan menyesuaikan diri baik dengan keadaan atau lingkungan mereka saat ini, teman-teman sebaya dan orang-orang di sekitar mereka dengan memanfaatkan komunikasi dalam bahasa.

Peran orangtua dan guru untuk situasi ini dalam bingkai adalah membimbing anak-anak untuk mengembangkan kapasitas mereka yang sebenarnya. Dilihat dari segi kemampuan berbahasa merupakan kemampuan yang harus diciptakan oleh orangtua dan guru pada masa anak usia dini, karena tentunya setiap anak memiliki kemampuan berbahasa yang berbeda-beda dan tidak dapat dicapai pada titik tengahnya. Salah satu kemampuan berbahasa tersebut adalah kemampuan berbahasa ekspresif.

Pengertian bahasa ekspresif adalah output atau hasil dari bahasa, khususnya kemampuan untuk mengungkapkan keinginan dan kebutuhan anak melalui komunikasi verbal atau nonverbal. Komunikasi ekspresif adalah kemampuan untuk menyampaikan pikiran dengan menggunakan bahasa yang tampak masuk akal dengan tata bahasa yang tepat.

Contoh penggunaan bahasa ekspresif adalah ketika seorang anak menggunakan konstruksi kata atau kalimat yang tepat untuk menyampaikan maknanya, misalnya menggunakan "ini" untuk menonjolkan sesuatu yang dekat dan menggunakan "itu" untuk menonjolkan sesuatu yang jauh darinya.

Pada masa anak usia dini atau ketika anak sudah memasuki TK, mereka telah memasuki masa perkembangan bahasa ekspresif. Hal ini dapat diartikan bahwa anak memiliki pilihan untuk mengekspresikan atau mengungkapkan sesuatu yang dia butuhkan dan apa yang tidak dia butuhkan atau tidak suka, dan bagaimana dia mengungkapkan pendapatnya melalui bahasa lisan atau berbicara. Semua hal dipertimbangkan, berbicara di sini adalah kemampuan bahasa ekspresif pada anak-anak.

kemampuan untuk berbicara adalah kemampuan dimana anak-anak dapat mengkomunikasikan sesuatu dalam bentuk kata-kata. Pada artikel yang lalu saya telah memahami dan menjelaskan tentang bahasa reseptif atau bahasa yang dapat dibenarkan dan kali ini kita akan membahas tentang bahasa ekspresif.

Beberapa bagian dari kemampuan bahasa ekspresif pada anak dapat mempengaruhi perkembangan anak, yang meliputi perkembangan kosa kata yang dia ucapkan semakin lebih baik karena dia sering berbicara dengan orang-orang di sekitarnya, daftar kosa kata yang dia dapatkan juga akan bertambah, susunan bahasa atau tata bahasa yang diucapkan anak juga akan meningkat semakin lebih baik.

 Meskipun anak usia dini belum mengetahui bagaimana caranya menyusun kata yang baik dan benar ketika berbicara, akan tetapi ia telah bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Oleh karena itu, orangtua dan guru tetap harus memantau dan mengawasi perkembangan bahasa anak usia dini. Berikut ini akan dijelaskan beberapa tahapan perkembangan bahasa ekspresif anak usia dini:

  1. Perkembangan Bahasa Ekspresif Anak Pada Usia 0-12 bulan

Seperti yang kita sadari ketika masih bayi, anak akan secara teratur mengeluarkan suara yang dapat mengekspresikan apakah dia bahagia atau akan menangis. Ketika seorang anak melihat wajah ibunya, dia biasanya akan tersenyum lembut, kemudian dia akan terus mengeluarkan suara gumaman yang menunjukkan bahwa dia baik-baik saja, tetapi bayi bisa tiba-tiba menangis karena dia merasa canggung atau tidak nyaman.

Obrolan, gumaman, dan suara anak-anak akan terlihat ketika anak berusia 4-6 bulan, dia dengan segala cara mengekspresikan apa yang dia rasakan. Kemudian, pada saat itu, sekitar usia 7-12 bulan, ocehan anak akan sedikit berubah, ia dapat mulai mengoceh dengan mengatakan "aaaaa" dengan nada panjang dan berulang. Bayi tiba-tiba akan menangis ketika dia menarik perhatian ibu, kata-kata utama yang dia ucapkan akan muncul sekitar usia ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun