Mohon tunggu...
Wardatul Ula
Wardatul Ula Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Aceh yang sedang menuntut ilmu di Turki Facebook : Wardatul Ula Twitter : @delaala

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajar Keberagamaan dari Kota Antakya, Turki

31 Maret 2014   00:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:17 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Antakya bukanlah nama tokoh dogeng atau nama kesatria dalam sebuah drama kolosal. Ini adalah nama sebuah kota di bagian tenggara Turki. Kota yang terletak di lembah dan dikelilingi perbukitan ini terlihat hijau dari atas. Antakya adalah kota yang subur, makmur, bersih juga indah.

Antakya menyimpan sejuta sejarah. Kota ini menjadi destinasi wisata religi terutama bagi umat kristiani, Islam dan juga Yahudi. terletak di ujung tenggara Turki, Antakya tergolong sebagai kota tua di Negara ini. Sebelumnya Antakya adalah bagian dari Negara Suriah pada masa Kolonial Prancis. Setelah perang dunia pertama, pada 1939 Antakya bergabung dengan Republik Turki. Campuran Turki, Arab, dan Prancis menghasilkan corak berbeda bagi orang-orang Antakya.

Ketika saya berjalan mengelilingi pasar kota, banyak para pedangang pakaian yang berbicara dengan bahasa arab. Apalagi setelah saya memberitahu asal saya dari Indonesia, mereka semakin tak ragu untuk mengajak saya mengobrol menggunakan bahasa arab, sampai-sampai saya mendapatkan diskon besar ketika berbelanja disana.

Kota ini disebut-sebut sebagai tempat ibadah suci bagi kaum kristiani. Hal inilah yang sangat menarik minat saya untuk bisa mengunjungi kota ini. Jika kita umat muslim melaksanakan ibadah di Baitullah, maka sebagian kaum kristiani melaksanakan ibadahnya di Antakya.

Kota ini adalah pusat agama Kristen berabad-abad dibawah Roma. Sejarah menyebutkan bahwa kota ini didirikan 300 tahun sebelum masehi oleh salah seorang Jendral Alexander untuk menyaingi Kota Alexandria yang terletak di Mesir. Setelah kematian salah satu Pembesar Kristiani Stefanus, terjadinya penindasan yang menyebabkan banyak murid Yesus melarikan diri dari Yerussalem.

Salah satu tempat mereka berlindung adalah Antakya. Hingga kisah mengenai kota ini terpatra dalam kitab suci kaum kristiani. Disana terdapat gereja yang dianggap sebagai gereja Kristen pertama di dunia, Saint Peter. Tapi sayang, kali itu saya belum berkesempatanmengunjunginya, karena terletak agak jauh dan jalan untuk menaiki bukit tersebut sedikit susah untuk dilalui.

Menariknya, walaupun memiliki sejarah agama Kristen yang panjang. Kota ini dikenal sebagai kota yang menyelaraskan banyak agama di dalamnya. Antakya dikenal Kosmopolitan, latar belakang agama yang beragam yaitu Islam, Kristen, dan Yahudi mampu ditempatkan pada posisi yang sama. Sepanjang jalan kota dan tempat perbelanjaan saya banyak melihat poster yang didalamnya menyatukan gambar antara gereja, menara, dan lambang yahudi. Warga muslim yang mendiami kota tersebut pun berasal dari kelompok berbeda yaitu Sunni, Syiah, dan suku kurdi. Tapi kebersamaan dan kehangatan sangat terasa disana.

Tidak hanya kristiani, ternyata Islam juga mencatat sejarahnya di kota ini. Di Antakya terdapat masjid Habibi Nejjar, yang merupakan masjid pertama di Antakya. Walaupun berukuran tidak terlalu besar, masjid ini selalu ramai dikunjungi oleh penziarah muslim. Habibi Nejjar adalah seorang penyebar agama Allah dari Turki. Lelaki tersebut adalah orang yang namanya disebutkan dalam Al-quran, surat Yasin ayat 20 dan dijelaskan secara rinci dalam tafsir.

Sejarah kota Antakya terlihat dari bangunan-bangunan sejarah yang dimiliki kota ini. Diantaranya adalah Arkeologi Museum yang sangat dikenal dunia dengan koleksi mosaik romawinya. Ketika memasuki museum tersebut, kita seakan merasakan hidup dimasa romawi dengan mosaik-mosaik besar yang menyimpan banyak cerita.

Selain itu saya juga menyempatkan mengunjungi Titus Tunnel, terowongan besar yang mengelurkan air dari dinding-dindingnya yang juga dibangun pada masa Roma. Disana juga terdapat gua-gua peninggalan para jenderal Prancis. Saat ini terowongan tersebut sudah kering namun masih sangat ramai dikunjungi para wisatawan.

Titut Tunnel terletak diatas bukit. Dibawahnya terdapat pantai samandaÄŸ yang membuat pemandangan menjadi sangat indah. Di tempat berbeda terdapat juga wisata air terjun Harbiye yang sangat-sangat menarik perhatian mata. Air terjun ini juga memiliki sejarah panjang akan jendral-jendral kristiani.

Meski hanya berdiam sehari penuh di kota ini, saya merasa mendapat pelajaran berharga. Saya menikmati keramahan warganya dan saya bisa merasakan keberagamaan antar umat beragama yang begitu kentara di Antakya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun