[caption id="" align="aligncenter" width="624" caption="Kota Amasra, Turki | Kompasiana (Kompas.com, Shutterstock)"][/caption]
Ramadhan, selalu istimewa dari bulan lainnya. Bulan penghambaan diri dimana seluruh umat muslim di berbagai belahan dunia berlomba-lomba mengejar sale pahala. Berbagai cerita menarik tentang ramadhan datang dari berbagai negara berbeda. Sebagai tanah peninggalan jejak-jejak para khalifah yang berpadu dengan modernisasi-nya, Ramadhan di Turki menjadi sangat berbeda dengan keunikan-keunikan yang mungkin tidak kita dapatkan di Indonesia. Yuk simak berbagai hal menarik yang akan kamu temui di negara asal makanan kebab ini :
1. Perbedaan waktu
Sama seperti negara-negara Eropa lainnya, ramadhan di Turki tepat datang pada musim panas yang menjadikan hari-hari lebih panjang dari pada malam. Perbedaan waktu ini membuat waktu berpuasa lebih panjang dibanding di Indonesia yang hanya 14 jam. Imsak di Turki dimulai pada pukul 03:30 dan berbuka pada pukul 21:00.
2. Sahur
Tidak jauh berbeda dari Indonesia yang selalu memperdengarkan beduk ketika sahur, di Turki sendiri menjelang sahur akan terdengar suara pukulan davul (alat musik jenis drum) yang dimainkan oleh davulcu yang berkeliling memasuki lorong-lorong jalan. Hanya saja tanpa suara anak-anak seperti di Indonesia yang meneriakkan kata “sahur”.
3. Iftar
Iftar di Turki mungkin tidak semeriah di Indonesia dengan tradisi “ngabuburit” dan jalanan yang dipenuhi oleh penjual ta’jil berbuka. Namun kamu akan merasakan “kebanjiran undangan berbuka” dari orang-orang Turki. Sifat dermawan dan suka bersedekah ini sangat populer di Turki. Sehingga berbuka puasa di Turki berarti berlomba-lomba memberi makanan untuk orang yang berpuasa. Memberi makanan berbuka ini juga disediakan oleh pemerintah kepada seluruh golongan masyarakat pada jadwal-jadwal tertentu.
4. Makanan berbuka
Yang paling berbeda dari Indonesia, Turki punya tiga tahapan makanan pembuka. Setelah disuguhi makanan jenis berat seperti çorba, kebab, nasi, aneka olahan roti, salata, dan minuman pendukung sejenis ayran, jus, dan air mineral. Tahapan kedua kamu akan dimanjakan oleh kue-kue manis seperti baklava, künefe, kadayıf, ice cream, atau jenis kue-kue kering yang berpasangan dengan teh. Budaya “nge-çay” tak pernah bisa jauh dari orang-orang Turki. Dan tahapan terakhir, buah-buahan segar sebagai pencuci mulut.
5. Keunikan masjid, tarawih, dan witir
Seperti di Indonesia, masjid-masjid di Turki juga selalu penuh ketika bulan Ramadhan. Yang sangat menarik disini, menara yang menjadi ciri khas masjid-masjid Turki selalu meyala setiap malam bulan Ramadhan. Pada bulan lainnya lampu menara hanya akan menyala khusus pada malam jumat. Disertai pembacaan shalawat sebelum azan isya dan subuh. Diantara tiang menara juga biasanya dipasangkan tulisan penyambutan akan bulan ramadhan yang dipasang selama 30 hari dan menyala pada malamnya. Tarawih dan witir dilaksanakan berjamaah di masjid-masjid. Biasanya dilaksanakan 23 rakaat dengan witir, pembacaan surah Al-Fatihah secara satu nafas dilanjutkan satu sampai dua ayat dari surah-surah panjang setiap rakaatnya. Atau surah-surah pendek dengan satu nafas pula.
6. Mukabele
Mukabele yang berarti pertemuan untuk bertadarus Al-Quran. Jika di Indonesia tadarus hanya dilakukan oleh kelompok laki-laki atau ibu-ibu di masjid pada malam hari dan subuh, di Turki mukabele dilakukan oleh kelompok ibu-ibu di rumah-rumah pada pagi sampai siang hari. Namun kelompok laki-laki juga melakukannya pada malam hari di masjid.
7. Penyambutan malam Lailatul Qadar
Di turki, malam Lailatul Qadar sudah ditentukan jatuh pada malam tetentu dengan memakai cara perhitungan tersendiri. Sehingga penyambutan khusus dilakukan dengan mendirikan qiyamul-lail pada malam tersebut dan diisi dengan shalat tasbih, kajian, tadarus al-quran, dan zikir sampai pagi.
8. Kegiatan ramadhan oleh pemerintah
Terdapat berbagai bazaar buku-buku islami. Lukisan-lukisan bertema ramadhan, atau stand-stand yang memperlihatkan keramik-keramik yang bertuliskan khat, minyak wangi non alkohol hingga makanan-makanan. Juga pada awal pembukaan ramadhan pertengahan dan akhir terdapat persembahan-persembahan tertentu sejenis ceramah, teater hingga pesta kemeriahan kembang api dari pemerintah.
9. Aktifitas malam yang menggantikan siang
Pergantian musim panas menjadikan aktifitas di siang hari menjadi berkurang. Terlebih di bulan ramadhan yang membutuhkan energy ekstra untuk berpuasa panjang dan panas di siang hari. Hingga pada siang hari pasar-pasar dan jalanan terlihat sepi. Berbanding terbalik, malam harinya seakan berganti menjadi siang. cafe-café penuh dengan muda-mudi yangnongkrong juga keluarga-keluarga yang melakukan piknik di tempat terbuka. Keramaian malam ini bahkan berlangsung hingga subuh tiba.
10. Tempat makan yang buka 24 jam
Berbeda dengan Indonesia khususnya seperti Aceh yang menerapkan syariat islam, melarang penjualan makanan bebas pada siang hari di bulan ramadhan. Di turki sendiri tidak ada pengecualian untuk bulan ramadhan. cafe-cafe dan restoran-restoran makanan beroperasi seperti biasa dan para pelanggan yang tidak berpuasa bebas untuk bisa makan siang.
Hal yang menariknya, hanya di negara sekuler ini kamu bisa menemukan pemilik restoran yang berpuasa namun tetap membuka restorannya, dan juga pelayan yang berpuasa namun tetap melayani pelanggannya. Hanya di negara sekuler ini kamu bisa melihat peminum bir kadang berpapasan satu meja dengan muslim yang sedang berbuka puasa. Hanya di Negara sekuler ini juga kamu bisa melihat orang-orang yang tidak puasa bahkan non muslim bersedekah memberikan makanan kepada orang yang berpuasa di bulan ramadhan. Sangat menarik bukan ? :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H