Topik pemanasan global tentu bukan hal asing bagi kita. Permasalahan pemanasan global ini menjadi salah satu permasalahan pokok yang di hadapi masyarakat dunia. Terdapat banyak dampak akibat pemanasan global seperti perubahan iklim, mengakibatkan terjadinya gelombang panas, rusaknya ekosistem laut, terganggunya sektor pertanian, bidang kesehatan yang akan terganggu dengan meluasnya berbagai penyakit dan juga akan berdampak pertumbuhan ekonomi.
Pemanasan global diakibatkan oleh beberapa hal. Berdasarkan Encyclopedia Britannica, pemanasan global pada abad ke-20 disebabkan karena kegiatan manusia, seperti pembakaran hutan dan penggunaan bahan bakar fosil yang meningkatkan polusi dan emisi karbondioksida. Berdasarkan data dari Lembaga riset lingkungan, Carbon Brief menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara ke-5 penghasil karbon tertinggi di dunia. Hal ini tergolong cukup mengejutkan, berhubung Indonesia adalah salah satu negara tropis.
Berikut data kumulatif emisi dari setiap negara di dunia tahun 2021.
Berdasarkan beberapa fakta tersebut, pemerintah melakukan tindakan dengan ikut serta dalam upaya pengendalian dan perlindungan terhadap perubahan iklim melalui Paris Agreement to the United Nations Framework Convention on Climate Change tahun 2016. Menurut Paris Climate Agreement ini Indonesia berjanji untuk mengendalikan emisi karbondioksida dengan menahan laju peningkatan temperatur dan meningkatkan kemampuan untuk beradaptasi terhadap perubahan iklim.
Langkah Indonesia untuk mencapai semua target dalam penanggulangan iklim tersebut dengan menetapkan target untuk mencapai Net-Zero emissions pada tahun 2060. Tentu target tersebut tergolong cukup sulit dicapai dengan kondisi lingkungan yang ada saat ini. Akan tetapi, pemerintah dan masyarakat harus saling bergandengan tangan dan tetap optimis untuk mencapai target tersebut.
Nah, sebagai generasi milenials ada 3 langkah jitu yang bisa kita lakukan untuk membantu mencapai Net-Zero emissions 2060, diantaranya yaitu:
1. Efisiensi penggunaan listrik
Listrik dan alat elektronik menjadi salah satu kebutuhan yang sudah tak dapat terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari kita. Seperti yang kita ketahui pembangkit listrik di Indonesia menggunakan batubara sebagai sumber energinya, yaitu sekitar 60% dari jumlah keseluruhan pembangkit listrik. Berdasarkan data Endcoal.org disebutkan bahwa terdapat 171 PLTU batubara yang ada di Indonesia dengan kapasitas sekitar 32.373 megawatt. Pembangkit yang tersebar di Indonesia ini menyumbang CO2 di udara mencapai 258.394 juta ton dengan rata-rata emisi tahunan sekitar 6.463 juta ton. Bayangkan jika hal ini terus menerus berlangsung. Tentu Indonesia, bisa menjadi salah satu agen penyebab pemanasan global di dunia.
Ada dua hal yang dapat kita lakukan untuk memperbaiki situasi tersebut. Pertama, kita sebagai generasi milenial dapat bergerak bersama pemerintah untuk melakukan pengurangan emisi dengan pengembangan energi terbarukan (EBT). Pemerintah melalui PLN (persero) sedang terus mempersiapkan peralihan sumber energi menjadi energi terbarukan. Tentu bukan pekerjaan mudah, mengingat ada banyak hal yang harus diperhatikan oleh pemerintah, terutama pertumbuhan konsumsi listrik di Indonesia yaitu sekitar 4,6 persen dan diperkirakan pada tahun 2060 akan mencapai 1.800 TWh (Sumber: Pernyataan Wakil Direktur Utama PLN).
Hal yang dapat kita lakukan sebagai generasi milenial adalah ikut berkontibusi untuk melakukan inovasi untuk memperoleh energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan misalnya dari energi biomassa. Beberapa daerah di Indonesia seperti di daerah Mentawai, Sumatera Barat telah lebih dahulu menggunakan listrik dari energi biomassa. Tiga unit pembangkit listrik tenaga biomassa berbahan bakar bambu di Mentawai telah menyediakan sumber listrik bagi warga setempat. Dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin pesat tentu akan ditemukan banyak sumber energi biomassa lain yang dapat mendukung pengembangan energi terbarukan. Nah, ini menjadi salah satu tugas kita sebagai generasi muda Indonesia untuk terus belajar dan berinovasi agar membantu menyukseskan Net-Zero Emissions tahun 2060.
Satu hal lain yang dapat kita lakukan yaitu melakukan efisiensi penggunaan listrik. Langkah kecil ini akan menghasilkan dampak besar jika dilakukan secara bersama-sama dalam jangka waktu yang terus menerus. Langkah yang dapat dilakukan yaitu hanya menyalakan alat elektronik jika diperlukan, memandamkan lampu pada malam hari, mencabut saklar saat tidak terpakai dan juga dapat menggunakan alat penghemat listrik. Dalam hal ini, alat penghemat listrik yaitu kapasitor. Kapasitor ini mampu menghemat daya listrik.
Berikut contoh penggunaan kapasitor pada pompa air.
2. Menggunakan Transportasi Umum
Penggunaan transportasi umum secara masif merupakan salah satu langkah yang mungkin terlihat kecil akan tetapi berdampak luas. Mari kita perhatikan salah satu kota besar di Indonesia yaitu Jakarta. Jakarta yang menjadi ibu kota dan kota besar di Indonesia mempunyai jumlah kendaraan bermotor yang mencapai 18.947.805 unit. Dengan 73,6% kendaraan bermotor, 18,37% mobil penumpang, 5,19% mobil barang dan 2,84% bus. Angka yang cukup fantantis, bukan?