Mohon tunggu...
Wardatun Nafiah
Wardatun Nafiah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Mahasiswa PAI IAIN JEMBER

Cantik itu hati

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Eksistensialisme dalam Filsafat Pendidikan

30 April 2020   04:41 Diperbarui: 30 April 2020   04:48 1887
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alhamdulillahh ketemu lagi dengan penulis yang cantik ini aih emang iya ya,
Baik langsung sja pada kesempatan kali ini kita akan membahas eksistensialisme dan tokohnya
Didalamnya kita akan mengupas mengenai pengertian exsistensialisme, serta pemikiran para tokohnya dalam filsafat pendidikan eksintensialisme.
1. Pengertian eksistensialisme
Dalam filsafat pemddiikan aliran ini merupakan paham  dimana mereka beranggaan bahwa manusia memiliki kekuatan atau kebebasan dalam melakukan suatu tindakan serta menentukan sendiri nasib atau wujud dan bertanggung jawab atas tindakan yang sudah dilakukannya. Aliran ada 2 jenis, yaitu
a. Teistik, disini mereka beranggapan bahwa manusia dapat bereksistensi atas pengaruh tuhan. Dalam aliran ini orang beranggapan bahwa segala sesuatunya berjalan atas kehendak Allah.
b. Atheistik, yang kedua ini kebalikannya yaitu manusia dapat bereksistensi terlepas dari kehendak manusia. Sedang disini mereka tidah percaya dengan adanya tuhan jdi yang mereka percayai hanya mereka sendiri yang nyata adanya, jdi tidak mempercayai yang tidak ada didunia seperti itu.
Filsafat pendidikan eksistensi ini sangat penting bagi dunia pendidikan. Contoh dalam sehari-hari yaitu, ketika mengikuti lomba disitu peserta didik dapat bereksistensi dengan mengembangkan potensi setiap individu. Guru ikut andil didalamnya dengan memberi bimbingan, motivasi, memfasilitasi dan lain sebagainya.  Dalam aliran ini sangat cocok dengan metode belajar humanistik. Dimna teori ini sngat menjunjung tinggi harkat dan martabat setiap manusia, serta menghargai potensi yang dimiliki setiap individu.

Disini guru juga berpengaruh, salah satunya guru harus siap menerima serta mampu nenyesuaikan potensi yang berbesa-beda agar bisa sesuai dengan metode pembelajaran, menurut paham eksistensialisme ini tujuan pendidikan bukan hanya dialog dan teori akan tetapi untuk menekankan pada peserta didik agar mereka menjadi kreatif dengan membimbing mereka dengan potensi yang telah dimiliki.

2. Tokoh eksistensialisme

Ada 7 tokoh didalamnya

a. Jean paul santre, dia beranggapan bahwa benda sekaligus bisa menjadi eksistensialisme.

b. Soren kierkegard, dia merupakan eksistensi yang dipilih dalam kebebasan semua orang. Menurutnya indiviual itu sebagai subjek, contohnya seorang tau bahwa dia memiliki kecerdasan akan tetapi apabila seorang tersebut tidak belajar maka dia tidak akan merasakan atau tau hasil dari belajar tersebut seperti itu menurut saya.

c. Martin buber, menurutnya eksistensialisme ini adalah nilai eksistensialisme manusia tidaklah murni yang dimiliki oleh manusia itu sendiri. Dengan adanya relasi sesama itu itu dapat membuktikan eksistensi dirinya dan temannya tersebut. Disini terdapat 2 macam relasi yang pertama relasi yerdapat venda aku itu, dan yang kedua relasi antara sesama manusia dan tuhan.

Dalam dunia pendidikan tokoh ini berfokus pada stimulus respon antara gurudan peserta didik.

d. Martin heidegger, menurutnya tokoh utama eksistensialisme yaitu manusia dengan cara menampakkan diri dari makluk lainnya.eksistensialisme ini lebih dikenal  sebagai bentuk gaya berfilsafat.

e. Karl jasper, lahir 1883 diprancis meninggal diswiss tahun 1969. Dia berpendapat bahwa manusia itu memiliki kebebasan yang seutuhnya atau sebebas"nya, tapi pada akhirnya memiliki keterbatasan, disini ada 4 (penderitaan, perjuangan, kebersalahan, dan kematian). 

f. Paul tilich, lahir 1886, menurutnya eksistensialisme diartikan dalam 3 pandangan yaitu, pandangan hidup, gerakan protes, dan ungkapan. Dapat dikatakan bahwa eksistensialisme ini bersifat menyeluruh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun