Mohon tunggu...
Wardah Fajri
Wardah Fajri Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis Pengembara Penggerak Komunitas

Community Development -Founder/Creator- Social Media Strategist @wawaraji I www.wawaraji.com Bismillah. Menulis, berjejaring, mengharap berkah menjemput rejeki. Blogger yang menjajaki impian menulis buku sendiri, setelah sejak 2003 menjadi pewarta (media cetak&online), menulis apa saja tertarik dengan dunia perempuan, keluarga, pendidikan, kesehatan, film, musik, modest fashion/fashion muslim, lifestyle, kuliner dan wisata.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menteri Perempuan Kabinet Kerja, Pekerja Keras Bukan "Ibu Pejabat"

28 Oktober 2014   03:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:30 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_331443" align="aligncenter" width="600" caption="Kabinet Kerja Jokowi-JK/Tribun-Danny Permana"][/caption]

Setelah pengumuman jajaran menteri, perhatian masyarakat pun tercurah ke pelantikan Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Sebelumnya, dari tayangan ulang di layar kaca, menteri perempuan menjadi perhatian saya ketika Presiden Jokowi memanggil satu persatu menterinya. Selain cara perkenalan, baju putih seragam yang dikenakan, menteri perempuan tak lepas dari pandangan. Saya menaruh perhatian besar sekaligus harapan kepada mereka.

Banyak yang beda, baru, dan menyegarkan beraroma gairah muda di pemilihan menteri periode 2014-2019 kali ini. Namun saya tak ingin membahas perkara politik. Bukan bidang saya kalau soal itu dan kalah jago analisisnya dengan kawan Kompasianer lainnya.

Saya tergelitik mencermati gaya kepemimpinan hingga gaya busana hingga gaya rambut atau secara keseluruhan bicara penampilan.

Sederhana dan meninggalkan imej ibu pejabat, itu kesan utama yang saya tangkap dari penampilan orang-orang hebat bertitel doktor, insinyur, pengusaha sukses di jajaran menteri perempuan kali ini. Gaya profesional pekerja keras lebih menonjol lebih mengandalkan otak dan prestasi ketimbang gaya-gayaan atau makna simbolis lainya yang kerap dikedepankan pejabat terpilih saat pelantikan. Ah, saya jadi ingat tulisan saya tentang gaya orang kaya baru dan gaya orang kaya sejak dulu. Barangkali para menteri ini adalah jajaran orang kaya sejak dulu yang tak perlu bantuan benda apa pun yang dilekatkan di tubuhnya untuk sekadar menunjukkan statusnya, siapa dirinya.

Masyarakat jadi tahu sekilas siapa para menteri yang berpenampilan sederhana itu lewat perkenalan singkat ala Presiden Jokowi saat mengumumkan partner kerjanya Minggu sore (26/10/2014). Para menteri ini pun kemudian dikenal sebagai sosok yang kaya pengalaman dan orang berilmu tinggi. Tak terkecuali para menteri perempuannya.

Sebagai warga negara biasa, bagian dari kalangan awam, saya merasa bangga dan semestinya kita patut berbangga dengan terpilihnya para perempuan hebat ini. Saya pribadi merasa punya role model dengan hadirnya delapan menteri perempuan yang punya perjalanan dan kisah masing-masing, kisah yang berbeda tapi punya ciri khas sama, yakni berpengalaman, berilmu, profesional, dan berpenampilan sederhana jauh meninggalkan imej pejabat dari gayaya berpenampilan di sebuah acara pelantikan.

Lagi-lagi, lewat layar kaca, kali ini saya menonton siaran langsung jelang pelantikan Kabinet Kerja. Sejumlah nama menjadi sorotan media karena mereka adalah bagian dari sejarah pemerintahan Indonesia. Sebut saja Menteri Luar Negeri perempuan pertama di Indonesia,Retno Lestari. Juga menteri perempuan asal Papua yang menunjukkan bagaimana perempuan dari daerah bisa menembus kesulitan dan mampu berkiprah hingga menjadi menteri, dialah Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak: Yohana Yembise yang menjadi bukti kerja keras perempuan Indonesia.

Saya ingin bicara soal kerja keras yang berkali-kali disebutkan Jokowi saat mengenalkan menterinya. Tapi tunggu dulu, saya ingin bicara soal gaya penampilan para menteri perempuan ini. Sudah cerdas, berprestasi, para perempuan ini berani mendobrak imej pejabat wanita soal gaya penampilan. Kalau soal busana apa lagi mau dikata, Presiden Jokowi memberikan syarat dresscode pelantikan busana batik. Seragam lah semua menteri pakai batik. Pria tak pakai jas, wanitanya tak sibuk bikin kebaya apalagi bersanggul ria.

Batik, sederhana saja busananya. Sebenarnya sih busana batik untuk perempuan bisa diterjemahkan dengan banyak pilihan gaya. Ada gaun batik, ada blazer batik, macam-macam modelnya untuk busana perempuan harganya pun bisa mencapai jutaan. Belum lagi kalau batik tulis yang dipakai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun