Mohon tunggu...
Wardah Fajri
Wardah Fajri Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis Pengembara Penggerak Komunitas

Community Development -Founder/Creator- Social Media Strategist @wawaraji I www.wawaraji.com Bismillah. Menulis, berjejaring, mengharap berkah menjemput rejeki. Blogger yang menjajaki impian menulis buku sendiri, setelah sejak 2003 menjadi pewarta (media cetak&online), menulis apa saja tertarik dengan dunia perempuan, keluarga, pendidikan, kesehatan, film, musik, modest fashion/fashion muslim, lifestyle, kuliner dan wisata.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kesan Terakhir Mas Vik

27 Agustus 2014   22:12 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:21 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1409128053116013995

[caption id="attachment_355647" align="aligncenter" width="320" caption="Taufik H Mihardja (Dok. Pribadi)"][/caption]

Selamat jalan, Mas Vik. Kata-kata itu muncul kemudian di pikiran setelah menerima kabar duka pagi tadi sekitar pukul 7.30. Kabar duka, Pimpinan Kompas.com,  Taufik H Mihardja, meninggal, subuh, hari Rabu, 27 Agustus 2014. Pesan singkat dari Kang Pepih membuat pagi saya berubah seketika. Saya membaca pesannya: Teman2, kita berduka dan heningkan cipta atas meninggalnya pimpinan kita, Taufik H Mihardja, subuh tadi :(

Berkali-kali saya baca pesan seakan tak percaya. Ponsel tak lepas dari tangan karena saya mulai mencari kabar lanjutan dari teman-teman di redaksi. Tak banyak kata. Kami pun berbagi kabar untuk segera melayat ke rumah duka. Pukul 9 pagi, jenazah akan dibawa ke Cikalong, Jawa Barat untuk dimakamkan di sana. Segera saya bergegas, ingin datang menemui pimpinan terakhir kalinya. Saya berharap bisa ikut melepasnya, berdoa bersama di rumah duka. Jarak dan waktu rupanya tak memungkinkan untuk saya melayat ke rumah duka. Meski sudah berupaya menuju rumah duka, saya harus putar balik, menghitung waktu karena harus membaginya untuk memenuhi janji di tempat lain dalam waktu berdekatan. Sedih rasanya tak bisa ikut berdoa bersama teman-teman lainnya di rumah duka.

Jujur, saya tidak begitu dekat secara personal dengan mas Vik sebagai Pemimpin Redaksi Kompas.com, pimpinan tertinggi di tempat saya bekerja sejak 2010. Namun entah kenapa, saya merasa dekat karena sebagai pimpinan, beliau lah yang menjadi panutan baik kepribadian maupun dalam karier jurnalistik. Belum lama ini, saya ingin sekali bertemu dengan beliau, berdiskusi, ingin tahu pandangannya mengenai beberapa hal. Saya bilang ke beberapa teman, ya, mungkin saya akan menemui beliau. Sekadar sharing, dan teman pun mendukung seraya mengatakan, "Ya, coba sharing, dia mau mendengarkan".

Pimpinan yang mau mendengar, itu kesan terakhir saya terhadapnya. Kesan lain yang juga pernah saya rasakan langsung adalah mas Vik peduli dengan karyawan di level bawah. Beliau begitu mendukung karyawannya untuk mengembangkan diri. Awal 2012, saya pernah mendaftarkan beasiswa di sebuah universitas swasta ternama di Jakarta yang membuka kesempatan untuk wartawan melanjutkan pendidikan S2 bidang komunikasi. Salah satu syarat beasiswa adalah mendapatkan rekomendasi dari pimpinan di tempat kerja. Setelah mendapatkan persetujuan editor, saya pun meminta persetujuan dari mas Vik. Dengan bantuan sekretarisnya, mbak Angel, saya pun bertemu dengan mas Vik yang kala itu waktunya terbagi untuk mengembangkan Kompas TV dan Kompas.com sekaligus. Tak lama kami bicara, tapi saya senang, di antara sekian banyak karyawannya beliau mengingat wajah saya. "Oh, kamu yang mau sekolah lagi," Saya pun menjelaskan rencana dan kebutuhan saya. Mas Vik membaca surat rekomendasi dan menandatanganinya. Restu dan ucapan "Semoga berhasil" saya dapatkan darinya. Rasanya senang luar biasa.

Bagi saya, mas Vik punya kharisma sebagai pimpinan. Beliau pun punya kepedulian terhadap bawahan. Beliau juga tak sungkan memuji karyawan yang berkualitas tulisannya, punya prestasi, juga karyawan potensial. Beliau juga punya perhatian pada nasib karyawan terkait statusnya. Kesan low profile dan ramah melekat dalam dirinya. Setidaknya itu yang kami tangkap dari pembawaannya.

Kami kehilangan. Kami berduka. Saat ini kami hanya ingin memanjatkan doa, "Semoga mas Vik, pimpinan kami, mendapat tempat terindah di sisi-Nya. Berpulanglah dengan tenang, mas Vik. Kami berdoa semoga segala amal ibadahnya diterima Allah, dihapuskan segala kesalahan dan khilafnya, dikuatkan iman keluarga yang ditinggalkannya."

Tuntas sudah perjalanan bapak kami di dunia, Taufik H Mihardja (1962-2014), Director of Content Group of Digital Kompas Gramedia (Pemimpin Redaksi Kompas.com - Super Admin Kompasiana), selamat jalan, kembali ke pemilik jiwa, semoga berkah segala amal perbuatannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun