Bicara soal kemewahan, ibu kota Jakarta menawarkan segalanya. Pilihan tersedia berlimpah, tinggal tunjuk mau yang mana, tentunya kalau punya uang lebih yang bisa dibelanjakan sesuka hati tanpa memaksakan diri. Soal penampilan mewah, kota metropolitan seperti Jakarta menyediakan beragam pilihan gaya. Produk mewah membanjiri mal-mal hingga butik khusus yang tak sembarang orang bisa mengunjunginya kalau tidak diundang langsung oleh si empunya. Setidaknya itu yang saya temui setelah beberapa kali menghadiri undangan peluncuran produk mewah, dari butik khusus di mal, pertemuan eksklusif di apartemen kawasan bisnis ternama hingga di acara khusus di salah satu mal paling bergengsi di ibu kota.
Kesimpulan yang saya dapatkan dari para penyedia barang mewah yang kebanyakan orang asing ini adalah (sebagian) orang Indonesia menyukai dan mengapresiasi "karya seni". Ketika Hermes membuka toko jam tangan mewahnya di mal kawasan Senayan, mereka yakin produknya bakal punya peminat karena (sebagian) orang Indonesia paham benda seni yang diklaim terdapat dalam jam tangan mewah bermerek Hermes ini. Jam tangan diprediksi bakal sama populernya dengan tas Hermes yang kerap jadi kebanggaan para perempuan kalangan "jetset". Produk fashion label New York juga percaya diri punya pangsa pasar di Jakarta. Saya teringat seorang desainer aseli Indonesia yang bagi saya membanggakan kiprahnya, akhirnya memutuskan kembali ke Indonesia dan memasarkan produknya di negeri sendiri. Untuk mengenalkan produk premiumnya, ia mengajak/mengundang sejumlah orang, dari wartawan sampai potential client-nya untuk melihat-lihat koleksinya. Caranya, undangan diajak mampir ke apartemennya di kawasan bisnis super strategis di Jakarta, untuk masuk ke apartemen ini saja harus melewati penjagaan ketat dan dijemput pihak pengundang di lobby. Perlahan, produk fashion ini bisa didapati di butik ternama di mal premium Jakarta. Satu lagi cara produk mewah diperkenalkan dengan cara berkesan, bagi saya, adalah dengan gathering undangan khusus, sambil makan siang atau ngemil cantik (Lunch di hotel berbintang dan High Tea). Caranya elegan, berkesan mewah, dan memang produk yang dipamerkan juga wah.
Adalah In2Luxury (Public Relations Charriol) yang memberikan pengalaman mewah dengan cara elegan, beberapa kali, di Jakarta. Lantaran produk yang ditawarkan memang kategori mewah, gaya memperkenalkannya pun mewakili kelasnya, eksklusif. Yang terakhir adalah High Tea bersama pendiri dari Philippe Charriol International. Charriol adalah brand mewah untuk jam tangan, perhiasan, parfum hingga kacamata, yang hadir lagi di Jakarta sejak 2010 ditandai dengan pembukaan butik Charriol Geneve di Plaza Indonesia, Jakarta. Gerai di Jakarta ini merupakan gerai ke-99 Charriol di dunia dan ke-25 di Asia. Charriol berdiri pada 1983 di Perancis, merek ini berasal dari nama pemiliknya, Philippe Charriol. Merek perhiasan dan jam tangan dengan motif khas dan desain berakar dari seni peradaban Eropa Kuno ini tersebar di 185 butik dan 3.800 gerai di seluruh dunia (Data Kompas Female, 2014).
Charriol sebenarnya bukan barang baru di Indonesia. Sekitar tahun 2004, Charriol pernah punya gerai di mal namun sempat berhenti beroperasi. Meski begitu, Charriol berhasil memikat hati penggemarnya di Indonesia sampai akhirnya penggemarnya meminta Charriol untuk membuka kembali gerainya di Jakarta. Barang mewah dari Geneva, Swiss ini rupanya punya pelanggan setia di Indonesia.
Antoine Lecomte, Direktur PT Jamasia Infinite Luxury (distributor Charriol Indonesia) mengatakan permintaan jam tangan Charriol dari Indonesia tak sedikit jumlahnya. Penggemar setianya kebanyakan perempuan Indonesia yang sangat tahu apa yang mereka mau untuk penampilannya. Permintaan Indonesia akan perhiasan bergaya klasik yang tinggi inilah yang kemudian membuat pendiri Charriol percaya diri melakukan ekspansi ke Indonesia. Mereka pun optismistis barang mewah punya pasar setia di Indonesia, dan ternyata bukan hanya Jakarta. Charriol sendiri punya penggemar di daerah, dan sudah dealers di Surabaya, Yogyakarta, Pekanbaru, Batam, Makasar, Semarang, Bandung, dan lainnya.
Warga di daerah rupanya banyak yang mengincar barang mewah termasuk merek Charriol ini. Soal harga tak jadi masalah. Harga jam tangan Charriol berkisar dari Rp 20-40 juta, untuk belt sekitar Rp 4 jutaan, dan perhiasan sekitar Rp 3,5-20 jutaan. Sementara parfum Charriol kelasnya setara dengan Bvlgari, Cartier, Armani.
Si pemilik datang langsung berpromosi
Saking optimistisnya Charriol akan pasar barang mewah di Indonesia, si pemilik langsung datang ke Jakarta, mempromosikan produk terbarunya. Pada 20 Mei 2015, saat Jakarta dikabarkan bakal terjadi huru-hara dengan isu penggulingan Presiden Indonesia, pemilik Charriol, Philippe Charriol membawa putranya Alexandre Charriol selaku Visual Director dari brand Charriol, juga beberapa petinggi-petingginya ke Jakarta untuk memperkenalkan koleksi Charriol 2015.
Acara yang dikemas secara eksklusif oleh In2Luxury ini memang menawarkan konsep promosi yang tak lazim di Indonesia. Kalau biasanya brand mewah menggelar perhelatan akbar yang menonjolkan keberadaannya, Charriol punya konsep sendiri. Dalam sebuah cafe di Plaza Indonesia, semua tamu undangan berbaur dengan petinggi-petinggi Charriol. Dari sang pemilik hingga anaknya yang juga adalah seniman di balik sebuah karya jam tangan dan perhiasan, tak sungkan berbaur dengan para tamu. Saya sendiri langsung dikenalkan dengan Alexandre dan beberapa menit kemudian asyik berbincang soal perhiasan dan jam tangan dengannya sambil melihat-lihat produk terbaru yang terpajang rapi dan cantik di meja display.
Alexandre yang juga seorang pelukis ikut terlibat merancang perhiasan dan jam tangan. Memang ada unsur seni dalam beberapa produk terbaru Charriol ini termasuk pada jam tangan Charriol yang memiliki karakter khas dengan unsur cable sebagai "DNA" jam tangannya.
"Ada lukisan wajah di bagian dalam jam tangan koleksi terbaru Alexander C Art Collection ini," katanya
Tak salah jika ada pernyataan, yang sudah saya tuliskan sebelumnya, bahwa barang mewah impor ini memang punya unsur seni di dalamnya. Bagaimana sebuah jam tangan dibuat dengan sangat terkonsep, dengan karakter khas dan melibatkan para ahlinya, inilah yang menjadikan barang mewah impor selalu punya penggemar di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Semahal apa pun harganya, tetap saja ada yang mencarinya. Termasuk merek Charriol yang dulunya lebih dikenal dengan jam tangan klasik yang digemari para orang tua. Dengan melibatkan Alexandre yang mewakili kalangan muda, Charriol pun semakin agresif menyasar kalangan lebih muda dengan desain perhiasan dan jam tangan yang lebih stylish. Unsur klasik dan cable tak ditinggalkan tapi selalu ada inovasi baru yang segar. Di antaranya jam tangan St-Tropez 35, koleksi perhiasan St-Tropez Club 55 dan Forever Young. Semua koleksi ini adalah produk terbaru Charriol koleksi 2015 yang diperkenalkan langsung oleh pemiliknya di Jakarta.