Penuh kejutan, dua kata itu mewakili sosok Kang Pepih Nugraha, yang saya kenal. Saya memang belum lama mengenalnya, kenal lebih dekat dua tahun terakhir, sebelumnya hanya sekadar kenal nama dan wajah tapi tak pernah tahu pribadinya, meski kami berada di satu atap sama, Kompas Gramedia. Maklum lah saya orang lapangan yang lebih sering berada di luar kandang dan masih "hijau" di Palmerah Selatan dan Palmerah Barat, tak banyak berinteraksi dengan sosok sekelas Kang Pepih.
Kejutan bisa punya banyak makna. Kejutan versi saya di sini lebih kepada terobosan dan hidup dinamis tak pernah memberi kesempatan untuk pikiran berhenti melahirkan ide untuk direalisasikan. Â
Ya, gagasan dan realisasinya. Bagi saya, Kang Pepih yang saya kenal selalu punya terobosan, bukan sebatas ide tapi juga semangat dan tindakan untuk mewujudkan gagasan. Ini kesan yang saya simpulkan sejak menjadi anak buahnya di Kompasiana.
Seketika setelah membacanya saya memahami kutipan itu karena memang saya merasakan sendiri bagaimana dia tak pernah berhenti berpikir, melahirkan ide baru atau mencari solusi.
Selama menjadi bawahannya, setiap kali mandek, saya minta pendapat atau memberanikan diri bertanya, masuk ke ruangannya dengan pintu yang selalu terbuka (kecuali sedang ada tamu atau rapat tertutup) saya selalu menemukan solusi dan merasa lebih ringan juga termotivasi.
Saat berdiskusi di forum internal pun saya menemukan banyak insight. Bahkan dalam sebuah diskusi, saya mencatat kata-katanya, lalu saya simpan kemudian berbulan-bulan kemudian menjadi bahan tulisan di blog pribadi. Artinya selalu ada pengetahuan yang saya dapati dari perkataannya dan dari sana saya belajar begitu banyak ilmu sambil belajar dari pengalamannya.
Rencananya atas social blog yang dibangunnya juga banyak terobosan. Terobosan yang bagi saya orang awam di dunia social blog, adalah kreativitas tingkat tinggi. Kang Pepih sudah berpikir jauh ke depan, berpikir panjang dengan berbagai rencananya, untuk kemajuan bersama timnya. Â
Adalah kejutan yang sesungguhnya kejutan, ketika mendengar kabar Kang Pepih mengundurkan diri bukan hanya dari Kompasiana tapi Kompas Gramedia. Wartawan senior Kompas dan pendiri Kompasiana menyatakan mundur. Facebook adalah sumber informasi pertama yang menyebarkan pesan pengunduran dirinya.
Saya pun memberanikan diri bertanya langsung melalui Whatsapp. Sekadar konfirmasi apakah rencana pensiun dini (dalam arti sebenarnya) dipercepat? Jawabnya tidak. Lalu apa rencananya? Membangun startup. Setelah beberapa menit berbincang lewat pesan singkat, saya tidak bertanya lebih jauh kenapa mundur karena rasanya tak pantas dan tak perlu bertanya demikian. Meski akhirnya saya jadi berasumsi mengenai alasan berhentinya. Tapi tak penting lagi rasanya menyoal itu karena toh sudah jelas dan terang apa aktivitas Kang Pepih yang disampaikannya langsung secara terbuka melalui Facebook.
Bagi saya mundurnya Kang Pepih dari platform yang dibangunnya sungguh kejutan. Kejutan pamungkas dari sosok yang selalu punya kejutan (baca: terobosan). Setidaknya pamungkas untuk Kompasiana. Karena setelahnya dengan hidup barunya saya yakin akan ada kejutan kejutan lainnya. Pepnews! Ga Penting Tapi Perlu saja sudah memberikan kejutan lain. Salah satunya penghargaan atas prestasinya sebagai weblog dengan performa luar biasa hanya dalam dua bulan (Pemenang ID Website Awards Kategori Blog/Personal 2016). Dan rasanya akan selalu ada kejutan lainnya ke depan.