Mohon tunggu...
Wardah Fajri
Wardah Fajri Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis Pengembara Penggerak Komunitas

Community Development -Founder/Creator- Social Media Strategist @wawaraji I www.wawaraji.com Bismillah. Menulis, berjejaring, mengharap berkah menjemput rejeki. Blogger yang menjajaki impian menulis buku sendiri, setelah sejak 2003 menjadi pewarta (media cetak&online), menulis apa saja tertarik dengan dunia perempuan, keluarga, pendidikan, kesehatan, film, musik, modest fashion/fashion muslim, lifestyle, kuliner dan wisata.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Merasa “Kecil” di Hadapan Perempuan Inspiratif Nova Ini

30 Desember 2015   11:10 Diperbarui: 30 Desember 2015   11:10 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya selalu ingat kata-kata ajaib mentor dan teman baik, Ainy Fauziyah, ini terjemahan  saya (tak ingat kata persisnya) “Bekerja harus ada tujuannya, jadi kalau ada kesulitan apa pun ingat kembali kepada tujuan itu, yakni melakukan sesuatu yang memberi manfaat sebanyak-banyaknya, seluas-luasnya, untuk orang lain.”

Jangan mengartikan bekerja di sini sebagai rutinitas karyawan. Apa pun itu, pekerjaan yang kita lakukan semestinya memang bisa memberi manfaat kepada orang lain, dengan begitu hidup bukan hanya terasa lebih seimbang namun memang lebih berarti karena hanya ilmu bermanfaat yang akan dibawa mati.

Sabtu, 5 Desember 2015, saya diingatkan kembali kepada “tujuan” ini. Kali ini pengingatnya berasal dari sebuah undangan istimewa, malam anugerah Perempuan Inspiratif Nova (PIN) 2015. Setelah menunggu lebih dari dua jam (karena saya dan rekan datang terlalu dini, satu jam dari waktu yang tertera di undangan), saya mendapatkan pengalaman yang teramat berharga malam itu.

Pemimpin Redaksi Tabloid Nova, Iis R Soelaeman, yang sebelumnya menghubungi saya langsung untuk mengirimkan undangan, menyampaikan kata pembukaan acara dengan syahdunya. Saya mencatat kesan atau bisa juga dibilang pesan penting darinya, “Saya merasa kecil, tidak ada apa-apanya dibandingkan apa yang ibu-ibu lakukan.”

Ya, saya pun merasa kecil seketika, sekaligus ada gemuruh dari dalam hati saya yang membuat perasaan saya haru bahkan malu lantaran belum bisa melakukan sesuatu, yang bermanfaat luas dan banyak, seperti yang para Perempuan Inspiratif Nova ini sudah lakukan.

Saya memang tak mengikuti acara hingga tuntas, karena esok harinya ada tugas yang menanti, mengharuskan saya pulang tidak terlalu malam agar bisa bersiap berpindah kota dua hari saja, menjalankan tugas yang tak kalah menyenangkannya. Karenanya, saya hanya mendengarkan testimoni dari tiga PIN 2015. Hanya tiga dari 12 perempuan saja yang bicara, saya sudah merasa kecil. Jadi, saya bisa memahami ibu Iis yang mengaku merasa “kecil” di hadapan para tamu besar malam itu.

Bayangkan saja, tim juri PIN 2015 menerima lebih dari 2000 naskah tentang kiprah perempuan Indonesia di berbagai daerah.  Mereka kemudian menyeleksinya menjadi 12 perempuan pilihan yang mendapatkan apresiasi dan penghargaan sebagai Perempuan Inspiratif Nova.

Siapa mereka? Perempuan yang berasal dari berbagai kalangan, bukan figur publik, namun punya tekad besar memperbaiki keadaan, dirinya dan lingkungannya.

“Para perempuan yang  berkeinginan mengubah keadaan, dan Tabloid Nova wajib dan perlu mengapresiasi perempuan ini,” kata Iis.

Ibu Iis bersama alumni PIN

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun