Mohon tunggu...
Wardah Fajri
Wardah Fajri Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis Pengembara Penggerak Komunitas

Community Development -Founder/Creator- Social Media Strategist @wawaraji I www.wawaraji.com Bismillah. Menulis, berjejaring, mengharap berkah menjemput rejeki. Blogger yang menjajaki impian menulis buku sendiri, setelah sejak 2003 menjadi pewarta (media cetak&online), menulis apa saja tertarik dengan dunia perempuan, keluarga, pendidikan, kesehatan, film, musik, modest fashion/fashion muslim, lifestyle, kuliner dan wisata.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kembali Berdaya Berkomunitas Karena Kompasiana

14 September 2015   00:59 Diperbarui: 17 September 2015   21:10 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dunia komunitas dunia saya. Ya, tak berlebihan saya mengatakan demikian karena sejak awal bekerja setelah lulus kuliah jurnalistik di IISIP Jakarta, target saya adalah bekerja di media. Almamater sekolah pionir jurnalistik (dulunya publisistik) yang bercita-cita menjadi jurnalis, wajar saja bukan? Namun Tuhan berkata lain dengan membawa saya bekerja pada sebuan Event Organizer yang sedang merintis bisnis. Saya jalani saja apa adanya yang penting bisa bekerja. Tak lama, kurang dari setahun, perusahaan pun mati suri, hingga akhirnya kini berkembang jauh lebih besar, namun saya sudah punya cerita lain yang tak kalah seru.

Media komunitas menjadi tempat saya bekerja setelahnya. Berawal dari media komunitas penulis mahasiswa, yang diproduksi perusahaan penerbitan di Jatinegara, Majalah Kayangan namanya. Amatir, sangat amatir, namun idenya brilian menurut saya. Majalah ini memfasilitasi mahasiswa untuk menulis, member akses menulis dan berkarya sesuai minatnya, melalui majalah komunitas yang disebarluarkan melalui kampus-kampus.

Melalui majalah komunitas ini saya menembus akses pencarian berita layaknya jurnalis media nasional, untuk memberikan konten yang menarik, aktual dan menghibur, untuk segmen kalangan kampus. Musik, film, fashion menjadi konten yang selalu menarik untuk kalangan muda. Saya ingat sekali, partner saya, seorang mahasiswa, pernah membuka jalan mengangkat kisah musisi pendatang baru yang katanya berkualitas. Tawaran yang saya lewatkan karena masih sibuk memproduksi konten dari musisi yang sudah lebih dahulu eksis. Band Nidji namanya. Teman saya ini kenal dengan Nidji dan menawarkan untuk mengangkat profilnya. Belum sempat terjadwal dalam rapat redaksi, saya, kayangan, Nidji berjalan masing-masing. Hingga akhirnya Nidji melejit, eksis dan diakui keberadaannya sebagai band ternama di Indonesia.

Saat itu, saya sudah tidak lagi bekerja di Majalah Kayangan. Majalah yang meninggalkan banyak kenangan dan pelajaran. Majalah komunitas yang hampir sebagian besar penulisnya mahasiswa dan fresh graduate yang sangat berhasrat menulis dan merasa terfasilitasi dengan majalah komunitas kampus ini. Saya adalah pengelola konten dan komunitas penulis majalah komunitas kampus ini, mengorganisasi belasan bahkan puluhan kontributor mahasiswa yang kreatif, produktif, dan kritis. Sangat kritis dengan idependensinya, dengan idealismenya. Majalah yang berakhir dengan catatan tak menyenangkan, karena saya pun sempat “dipersalahkan” ketika ada penulis yang tertunda haknya lantaran kesulitan produksi penerbitan majalah kala itu.

Tak apa karena perjalanan majalah dan komunitas penulis mahasiswa ini memberikan pelajaran sangat berharga. Termasuk pelajaran bahwa mahasiswa sangat membutuhkan wadah untuk menampung kreativitas mereka, mau bekerja dengan professional dan semangat tinggi, apalagi ketika diapresiasi dengan selayaknya.

Kini, para (mantan) mahasiswa itu saya yakin menempuh jalan masing-masing yang luar biasa. Ada yang menjadi pengacara, ada yang tinggal di Amerika, ada yang sukses eksis dengan bidangnya di dunia fotografi dan desain grafis, dan teman saya yang pernah menawarkan mengusung Nidji sukses menjadi marketing di grup perusahaan tempat saya bekerja saat ini. Ya, kami ternyata satu perusahaan, dengan divisi berbeda. Dunia memang teramat sempit.

Tiga tahun sebelumnya, majalah komunitas Remote Control (RC) Car yang juga diterbitkan oleh perusahaan percetakan memberikan pelajaran berharga tentang komunitas dan hobi. Bagaimana komunitas terbentuk dari kesamaan hobi, lalu berkegiatan membesarkan anggotanya, memberikan kesempatan untuk terus eksis, memberdayakan, dan bahkan memberikan manfaat seluas-luasnya.

Segmentasi komunitas ini sangat khas. Hanya orang-orang penggemar RC Car yang ternyata besar komunitasnya, beragam kegiatannya, bahkan punya tempat khusus di Senayan (Gelora Bung Karno). Artinya, komunitas hobi yang segmented seperti ini pun menyimpan banyak cerita yang bisa dan bahkan laku dituliskan, disebarluaskan, melalui majalah, melalui tulisan.

Saya belajar, komunitas dan media memang saling membutuhkan saling membesarkan. Di majalah RC Car ini, saya hanya sebagai pekerja magang/freelance. Mencari pengalaman menulis, membangun pertemanan, salah satunya bertemu Franka, yang dulunya bekerja untuk majalah hobi Kompas Gramedia, dan kini menekuni dunia fashion di Turki, sahabat baik yang ternyata bertemu begitu saja, ketika saya menjadi wartawan lifestyle di media online, dari satu grup perusahaan yang sama.

Saya dan Franka pun kembali bertemu dan bersinergi, dengan komunitas berbeda, komunitas blogger. Saat itu, saya sudah ber-Kompasiana. Dunia komunitas penulis blog yang memberikan wawasan baru, energi baru, inspirasi dan ide-ide baru bagi saya pribadi. Setelah sebelumnya saya berkelut dan tak pernah terpuaskan dengan dunia jurnalistik bidang ekonomi (wartawan ekonomi surat kabar berbahasa Inggris), dunia seluler (wartawan majalah), dunia lifestyle dan kesehatan (wartawan media online).

Sekarang saya puas dengan dunia blogger? Kalau puas tak bisa lagi berkembang bukan? Saya terpuaskan karena menemukan dunia sosial blog yang benar-benar ajaib, namun tak ingin cepat puas karena ternyata masih banyak yang bisa dibesarkan darinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun