Mohon tunggu...
Wardah Fajri
Wardah Fajri Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis Pengembara Penggerak Komunitas

Community Development -Founder/Creator- Social Media Strategist @wawaraji I www.wawaraji.com Bismillah. Menulis, berjejaring, mengharap berkah menjemput rejeki. Blogger yang menjajaki impian menulis buku sendiri, setelah sejak 2003 menjadi pewarta (media cetak&online), menulis apa saja tertarik dengan dunia perempuan, keluarga, pendidikan, kesehatan, film, musik, modest fashion/fashion muslim, lifestyle, kuliner dan wisata.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[FR] Sebuah Harapan, Ingin Tarawih Lagi Tahun Depan

15 Juli 2015   10:06 Diperbarui: 15 Juli 2015   10:06 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada masanya, kala jauh dari rumah, tarawih kulakukan dengan cara berbeda di tempat yang tak sama. Rakaatnya lebih singkat, imamnya laki-laki, makmumnya perempuan dan laki-laki, tempat ibadahnya berbeda, dari mushalla hingga masjid bukan aula. Aku rindu tarawih di aula rumah ibu, shalat berjamaah, semuanya perempuan dengan doa-doa khas dan rakaat yang panjang.

Kini, saatku kembali ke rumah, hanya bisa melihat saja, orang yang sama, beberapa, masih shalat berjamaah, tarawih dari malam pertama Ramadhan hingga jelang takbiran. Imamnya bergantian, ibuku yang sudah sepuh tak sanggup lagi menjadi imam digantikan oleh teman seperjuangannya yang juga mulai renta.Kuperhatikan ada imam baru, rupanya ibu dan teman-teman sesama guru mulai regenerasi imam majelis perempuan ini

Alhamdulillah, majelis ini ada penerusnya, kataku dalam hati

Aku, yang tak bisa bertarawih tahun ini di rumah ibu, hanya bisa menyaksikan dan merasakan kerinduan berada di dalam barisan shalat itu. Aku duduk bersama anak batitaku, menyaksikan para perempuan shalat. Anakku yang belum bisa duduk mandiri, kupangku, menyaksikan ibadah yang syahdu, yang terpelihara sejak dahulu.

Nak, kita akan shalat berjamaah nanti ya, sama nenek, saat kau sudah bisa berdiri tegak. Sekarang, tak apa kita saksikan saja dulu, ikut berdoa, meski kadang kau juga meminta menjauh, menyepi dari jamaah yang mungkin belum kau pahami dan tak terbiasa dengannya. Tak ada pengasuh yang bisa kutitipi anak batitaku, aku pun merindu tarawih berjamaah di aula rumah ibu

Harapanku, semoga masih ada tahun depan, masih ada umur panjang untuk semua imam dan makmum majelis perempuan itu

Harapanku, Ramadhan tahun depan anakku sudah berlari dengan kencang, bisa duduk dan berdiri, bisa berlatih shalat, dan kami sujud dan rukuk bersama, dengan nenek, dengan imam penggantinya

Sebuah harapan, ingin tarawih lagi tahun depan

 

Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community

Silahkan bergabung di group FB Fiksiana Community 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun