Mohon tunggu...
Wardah Fajri
Wardah Fajri Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis Pengembara Penggerak Komunitas

Community Development -Founder/Creator- Social Media Strategist @wawaraji I www.wawaraji.com Bismillah. Menulis, berjejaring, mengharap berkah menjemput rejeki. Blogger yang menjajaki impian menulis buku sendiri, setelah sejak 2003 menjadi pewarta (media cetak&online), menulis apa saja tertarik dengan dunia perempuan, keluarga, pendidikan, kesehatan, film, musik, modest fashion/fashion muslim, lifestyle, kuliner dan wisata.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Warga Tak Terdata, Kartu Indonesia Sehat Ditambah Dua Juta

24 April 2015   15:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:43 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_362511" align="aligncenter" width="480" caption="Jokowi ditemani menteri PMK Puan Maharani, Meneg BUMN Rini Suwandi dan Mentri Kesehatan Nila Moeluk memberikan secara simbolis KIS di Area PTPN 3 Deli Serdang/Berita Pers"][/caption]

Kartu Indonesia Sehat (KIS) bernasib sama dengan Kartu Indonesia Pintar dan Kartu Keluarga Sejahtera perihal pro-kontra yang menyertai peluncuran ketiganya. Apa pun respons sebagian warga Indonesia, pemerintah tetap melanjutkan program di sektor kesehatan dan pendidikan ini.

Pemerintah menjelajah daerah untuk terus mengenalkan KIS memastikan kartu sakti Jokowi ini diterima merata. Di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Sabtu (18/4), Presiden Joko Widodo, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani, Menteri Kesehatan Nila Moeluk menyerahkan KIS secara simbolis kepada warga. Pemberian kartu simbolis ini dilakukan di areal perkebunan PTPN III mewakili pembagian kartu untuk para pekerja BUMN.

Pada kesempatan inilah pemerintah juga mengumumkan akan menambah dua juta KIS dari sebelumnya 86 juta menjadi 88 juta kartu. Tambahan dua juta KIS ini menyasar masyarakat yang terpinggirkan, kata Puan.

Siapa masyarakat terpinggirkan? Tuna wisma adalah di antaranya. Masyarakat yang tak bertempat tinggal tetap inilah yang kerap luput dari perhitungan/pengumpulan data penerima KIS. Warga yang tak terdata ini ditargetkan menerima KIS.

Pemerintah boleh berencana, termasuk menambah jumlah kartu untuk menjangkau lebih banyak warga. Namun faktanya hingga April tiga kartu sakti Jokowi masih dalam tahap peluncuran. Rencananya, akan diluncurkan Kartu Indonesia Sehat (88 juta), Kartu Indonesia Pintar(20 juta) dan Kartu Keluarga Sejahtera (17 juta) di 9 Provinsi dan 12 Kabupaten/kota.

Menagih janji Jokowi, lantas kapan warga bisa menjajal manfaat tiga kartu ini? Bagaimana realisasinya? Lewat Puan, pemerintah menjanjikan proses peluncuran 3 kartu ini akan rampung di bulan Juni. Sejumlah tahapan harus dituntaskan demi sampainya kartu ini ke tangan warga, mulai proses administrasi, proses lelang, yang pasti kartu ini sudah dianggarkan alias masuk dalam APBN.

Bagaimana Presiden Jokowi merealisasikan kesehatan, pendidikan, kesejahteraan menjadi lebih baik menggunakan kartu ini? Buktikan sendiri beberapa bulan ke depan. Namun pastikan dulu, apakah pengguna kartu ini di sekitar Anda sudah terdata? Sebagai catatan, penerima KIS adalah penduduk prasejahtera di Indonesia; KIP adalah kartu yang ditujukan bagi keluarga miskin dan rentan miskin yang ingin menyekolahkan anaknya secara gratis, selain menjangkau anak-anak yang berada di luar sekolah misalnya anak jalanan, dan anak putus sekolah, yatim piatu, dan difabel; KKS menyasar keluarga kurang mampu dengan setiap keluarga akan mendapatkan Rp 200 ribu per bulan. Kartu ini akan diisi setiap 2 bulan.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun