Mohon tunggu...
Wardah
Wardah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa IAIN Jember fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan

Selagi ada kemauaun pasti bisa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Guru Sang Motivator Al Quran

28 Maret 2020   11:43 Diperbarui: 10 April 2020   20:44 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Motivator adalah orang yang memberikan motivasi dan semangat kepada orang lain, sehingga mampu menjadikan orang lain lebih baik kedepannya. Rasa malas, lelah dalam melaksanakan kewajiban mengahafal al-Qur’an itu sudah biasa dirasakan oleh mereka para penghafal al-Qur’an terlebih lagi pengaruh lingkungan sekitar, karena banyak penghafal al-Qur’an tetapi lingkungannya bukan para penghafal al-Qur’an. Akibatnya mereka menjadi malas dalam menghafal al-Qur’an.

Di sini peran seorang guru al Qur’an sangat diperlukan, guru al-Qur’an bukan hanya untuk menyimak hasil hafalan dan untuk mengulang hafalan yang telah di hafal, akan tetapi guru al-Qur’an  juga berperan sebagai motivator terhadap anak didiknya yang menghafal al-Qur’an. Mungkin jika di rumah orang tuanyalah yang menjadi motivator bagi mereka, dan jika di dalam pondok teman atau sahabatlah yang menjadi motivator.

Tidak semua anak mau menghafal al-Qur’an, terkadang mereka malah diremehkan oleh teman-temanya karena menghafal al-Qur’an. Mereka yang tidak mengerti apa-apa tentang menghafal al-Qur’an pasti akan menyimpulkan bahwa lupa 1 ayat atau huruf saja itu berdosa besar, tetapi bagi anak yang menghafal al-Qur’an itu sudah biasa ejekan atau ujiannya dari teman-temannya, karena mereka tahu yang berdosa besar itu melupakan apa yang telah di hafal dan tidak mau mengulanginya lagi.

Menjadi seorang guru penghafal al-Qur’an bukanlah perkara yang mudah dan biasa aja. Mereka harus mempunyai sanad yang jelas dan harus sudah selesai hafal al-Qur’an. Terdapat tanggung jawab yang amat besar dan peran strategis di dalamnya agar mudah menjadikan anak didiknya menjadi penghafal al-Qur’an dalam waktu yang tidak terlalu lama dan bil ghoib.

Guru al-Qur’an yang baik, tidak akan pernah merasa kewajibannya berhenti ketika ia telah menyimak hafalan ataupun menyimak mereka yang mengulang hafalan. Akan tetapi, guru al-Qur’an yang baik akan mentashih (menguji) hafalan anak didiknya dalam artian melihat bagaimana perkembangan hafalan al-Qur’an anak didiknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun