Mohon tunggu...
Wardah
Wardah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa IAIN Jember fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan

Selagi ada kemauaun pasti bisa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengorbanan Seorang Guru

10 Maret 2020   11:31 Diperbarui: 10 Maret 2020   12:12 818
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengorbanan merupakan suatu yang sulit di ketahui banyak orang, karena pengorbanan adalah bersifat abstrak tidak bias di lihat maupun di raba, tetapi hanya bisa dirasakan. Oleh karena itu penulis ingin memberitahukan kepada seluruh pembaca bahwasanya pengorbanan itu pasti di rasakan oleh semua orang apalagi pengorbanan seorang Guru.

Dapat kita ketahui pengorbanan dan perjuangan seorang guru begitu berat karena mereka selalu mendahului atau memprioritaskan muridnya daripada anaknya bahkan keluarganya. Guru yang baik adalah guru yang selalau memikirkan muridnya (siswa) dan mendoakan, begitu juga dengan murid (siswa) sebaik-bsiknys murid adsalah yang selalau memikirkan Gurunya bahakan mendoakannya,

Dengan guru manusia bisa mengetahui mana yang benar dan mana yanag batil, guru adalah penuntun pengarah dan pemebimbing siswa dari kebodohan, dan penuntun lahir batin siswa. Agar siswa bisa menajdi Apa yang di harapakn orang tuanaya, setiap guru tentunya memiliki keinginanan dan tujuan untuk mengoprasikan dan mengotrol siswanya ketika ada di sekolah bahkan juga ada guru yang masih mengontrol siswanya di luar sekolah. Guru yang demikian kini sudah banayak di telan bumi.

Namun  pada hakikatanya bukan guru nya yang tak mampu untuk mengontrol siswa akan tetapi, siswanya yang masih banyak kekurang sadarab dalam beradap kepada sang guru tercinta, kalau bioleh penulis mengatakan dalam bentuk puisi, "guru iyalah bagaikan matahari yang selalu menyinari tanpa henti", artinya pengorbanan dan perjuanagan seorang guru tidak akan pernah berhenti sampai tuhan memanggil. Oleh karena itu sahabat pembaca yang di rahmati Allah, patuhi dan mulyakan gurumu selagi iya masih ada di dekapan mu, dan doakan mereka didalam lantunan doamu.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun