Mohon tunggu...
Lyfe

Mengenal Prosesi "Talet Adik Kakak" adat sasak

27 April 2016   08:04 Diperbarui: 27 April 2016   08:38 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak merupakan sesuatu yang sangat didambakan bagi pasangan suami istri, begitu pula dengan masyarakat sasak. Ketika mendapatkan seorang anak (melahirkan anak) masyarakat sasak pada umumnya melakukan berbagai upacara untuk mensyukuri kelahiran anaknya. Upacara yang dilakukan suku sasak setelah bayi atau anak lahir, diawali dengan beberapa tahap sebagai berikut :

1. Menanam ari-ari atau talet adik kakak.

Setelah bayi lahir, ari-arinya atau adik kakaknya diperlakukan sama dengan sang bayi, karena menurut adat sasak ari-ari atau adik kakak adalah saudara atau semeton bayi oleh orang sasak, berarti bayi dan ari-arinya adalah adik kakak.  Setelah ari-ari dibersihkan kemudian dimasukkan kedalam guci yang terbuat dari tanah liat atau masyarakat sasak menyebutnya adalah “Kemek” kemudian ditanam disekitar rumah tempat tinggal orang tuanya, menurut beberapa orang yang saya wawancarai salah seorang orang tua yang bernama inaq Atik dan Papuk Saminah yang tinggal di dekat rumah saya pada hari Rabu, 27 April 2016 bertempat di desa lingkungan Kr. Kemong, RT/RW 01, Lingkungan Cakra barat, Kecamatan Cakranegara, mengatakan bahwa tujuan dari menanam ari-ari atau adik kakak bayi tersebut adalah :

  • Menurut Inaq Atik “ sebenarn adik kakak tie tegaweq dengan due care, arak sak te talet ntan tapi arak endah sak te elehan jok segare dengan tujuan lamun te tumput lek sekitar bale erak kanak tie lamun jak merantau jok jaok-jaok tetepn inget lek kampung halaman kance adekn ndek liah endah. Sedangkan lamun te elehan lek segare erak kanak tie lamun merantau ndekn jak ulek-ulek atau lupakn lek dese kelahiran kance jakn liah endah” (1).

  • Maksud dari pendaapat ibu Atik ini adalah prosesi perlakuan ari-ari bayi dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara dikubur dan dihanyukan ke pantai atau sungai. Dua cara tersebut memiliki makna yang berbeda dimana jika dikubur disekitar rumah anak tersebut jika besar nanti merantau ke luar daerah akan selalu ingat kampung halaman atau tumah dan diartikan juga kelak jika anak besar tidak akan liar atau kesana-kemari. Sedangkan jika ari-ari dihanyutkan ke pantai atau sungai dimaknai dengan jika kelak anak tersebut kelak merantau ke luar daerah akan lupa dengan kampong halaman atau tidak balik lagi ke rumah atau juga diartikan kelak anak tersebut menjadi liar atau tidak bisa diam di rumah.

  • Menurut papuk Saminah, sama seperti inaq Atik Cuma ada perbedaan sedikit tentang makna dari dua cara perlakuan ari-ari. “ lamun tekubur ntan adik kakak bayi no adekn erak jari kanak bongoh, sabar, ndekn bengel. Nah lamun te elehan jok segare laun kanak tie lamun belek bengel, girang telang, kance tabahn jok mbe-mbe. Nah pas te tekubur ari-ari no te tolok’an lilin pas malem kance tekudeng sik ape-apen wah, tujuan tetolok’an lilin adekn terang pikiran, terang aten, bagus aten, kance adekn ndek peteng pikiran kance aten lemak kanak tie lamun wah belek sik Allah Swt. Lamun kenen te tutup no adekn te kaeh sik manok kance meong atau adekn tekeloran wah” (2).

  • Maksud dari Nenek Saminah ini adalah pada saat perlakuan ari-ari bayi ada maknanya dimana jika dikubur disekitar rumah diharapak anak itu bisa menjadi anak yang baik, sabar dan tidak nakal sedangkan jikan ari-ari dihanyutkan ke pantai atau sungai takutnya anak tersebut kelak akan menjadi anak yang nakal, selalu berani kemana pun dia pergi dan bisa saja anak tersebut menjadi anak yang tidak bisa diam di rumah. Sedangkan makna dari ditaruhkan lilin jika ari-ari dikubur yaitu semoga anak tersebut diberikan oleh Allah Swt jalan pikiran yang terang dan tidak gelap, di terangkan hatinya dan dihindari melakukan perilaku yang gelap atau yang tidak baik, intinya semoga jika anak tersebut besar masih dalam jalan lurus Allah SWT.

Jadi dapat disimpulkan prosesi dari menanam ari-ari atau adik kaka adat sasak ini memili makna yang sangat kental dengan agama, dimana setiap proses demi proses diharapkan agar bayi kelak menjadi dewasa akan berprilaku yang baik sesuai yang diajarkan agama. Jika kita hubungkan dengan pendidikan sangatlah terlihat bahwa pendidikan agama sangat diperlukan apa lagi jika anak sudah dibekali agama, anak kelak setelah dewasa akan bisa mengatur dirinya sendiri bagaimana harus berbuat baik dengan jalan yang baik dan mana perbuatan yang tidak baik yang tidak harus mereka ikuti. Karena orang tua mengharapkan anak-anaknya kelak menjadi anak yang berprilaku baik dimana saja, entah itu di keluarga maupun diluar keluarga. Perilaku yang baik mencerminkan anak yang baik pula.

sumber wawancara :
1. Inaq Atiq
2. Papuk Saminah

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun