Mohon tunggu...
Mamank Saka
Mamank Saka Mohon Tunggu... pegawai negeri -

penulis muda berbakat (cita-cita)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

''Pedih''

8 April 2012   04:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:54 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di tengah malam yang sunyi

Aku terbangun dari tidurku

Dan tiba-tiba aku tersadar

Kalau aku bukanlah milikmu lagi

Kenapa perasaan sedih ini selalu menghantui hari-hariku

Tiap malam ku selalu menangis

Membayangkan saat-saat indah bersamamu

Tapi apakah ‘’ADA’’ rasa sedih ini pada dirimu???

Tuhan berilah aku kekuatan

Dia terlalu berharga untuk ku lupakan

Dia terlalu baik untuk ku relakan

Ini kenyataan benar-benar pahit

Sangatah pahiiit

Hari demi hari

Malam demi malam ku lalui sendiri

Tiada lagi dirimu di hidupku

Tuhan air mataku sudah kering untuk menangisinya

Tapi aku benar-benar belum puas untuk ‘’MENANGIS‘’

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun