Habib Jafar memanfaatkan bahasa media sosial. Ia tidak berbicara panjang lebar dalam satu sesi, tetapi menyampaikan pesan dalam potongan-potongan singkat yang mudah diingat. Lebih dari itu, ia mengedepankan inklusi dan toleransi, menyentuh isu-isu sosial dengan pandangan Islam yang lembut dan menghargai perbedaan. Ini adalah dakwah yang dibutuhkan masyarakat modern: tidak menghakimi, tapi mengajak dengan ramah.
Kesimpulan: Memadukan Tradisi dan Inovasi
Menghadapi tantangan zaman, dakwah tidak bisa hanya terpaku pada metode lama. Penggabungan antara metode tradisional dan modern akan membuat dakwah lebih fleksibel dan bisa diterima oleh berbagai kalangan. Teknologi telah membuka pintu baru bagi dakwah untuk menjangkau lebih banyak orang, namun tetap harus diimbangi dengan kedalaman pesan dan pendekatan yang sesuai dengan karakter audiens.
Dakwah yang efektif bukan hanya tentang menyampaikan ajaran Islam, tetapi juga tentang bagaimana ajaran tersebut bisa diterima, dipahami, dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pendakwah yang cerdas akan terus belajar, berinovasi, dan menyesuaikan cara mereka menyampaikan pesan, sambil tetap berpegang teguh pada nilai-nilai Islam yang hakiki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H