Foto yang diperlihatkan diatas sangat jelas bagaimana orang-orang yang hadir khusus untuk merayakan pasca Ahok divonis dua tahun penjara, mereka menunjukkan sikap ‘bahagia diatas penderitaan orang lain’ tidak terkecuali tokoh DKI Jakarta yang ikut serta seperti Boy Sadikin dan anggota DPRD DKI dari Fraksi Partai Gerindra Prabowo Soenirman.
Terpampang sangat jelas dengan secarik kertas bertulis “Selamat Ahok Dipenjara” sambil mengacungkan dua jari yang identik dengan pencalonan Ahok-Djarot dan tumpengan sebagai symbol kesukuran suatu kejadian.(Sumber)
Apakah masuk akal alasan yang disampaikan Prabowo Soenirwan hanya merayakan kemenangan Anies-Sandi setelah berlalu sekitar tiga minggu dan satu hari pasca Ahok divonis dua tahun penjara?
Pernyataan yang membohongi diri sendiri mengingatkan kembali sikap atasannya yang harus sujud sukur saat sebuah lembaga quick count mengumumkan kemenangannya sebagai calon Presiden di tahun 2014.
Ibarat buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, prilaku bawahan tidak jauh dari prilaku atasannya.
Sementara, sikap kehadiran Boy Sadikin sebagai anak mantan Gubernur DKI Jakarta Almarhum Ali Sadikin yang sangat dihormati dengan keberhasilan dan sikap tegas sangat jauh bertolak belakang.
Seandainya Almarhum masih hidup dan mengetahui prilaku ananda ‘bahagia diatas penderitaan orang lain’diyakini akan kecewa dan bersedih bahwa apa yang dilakukan adalah sikap pecundang.
Pecundang yang tidak sebanding dengan sikap mulia yang ditunjukkan seperti contoh dibawah:
Apapun alasannya, fakta tidak bisa dihindari bahwa contoh diatas adalah contoh kecil dari contoh besar yang tidak terekspos.
Munculnya postingan foto “Selamat Ahok Dipenjara” dari pendukung Anies-Sandi menyadarkan kita bahwa masih ada sosok pendukung Anies-Sandi yang tidak tega dengan sikap ‘bahagia diatas penderitaan orang lain’sehingga nekat memposting ke publik.