Catatan citra positif Anies-Sandi sebagai pasangan calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta terus bertambah terutama dari Anies sendiri.
Citra positif apa yang diraihnya?
Karena dinilai paham soal pendidikan dan kesantunannya maka diangkat Presiden sebagai Menteri Pendidikan, prestasi yang ditoreh selama menjabat:
- Bekerja sama dengan kader-kader Perindo besukan Hary Tanoe membagikan Kartu Indonesia Pintar (KIP). Ada hubungan apa kementerian yang dijabat Anies dengan pihak Hary Tanoe yang selama ini berseberangan dengan pemerintah? Bukankah Menteri kepanjangan tangan dari pemerintah? Ada apa Anies dengan Hary Tanoe? (Sumber)
- Mengirimkan 123 orang “mengalahkan jumlah rombongan Presiden keluar negeri”untuk mengikuti pameran buku di Jerman “Frankfurt Book Fair” dengan menghabiskan biaya Rp 146 miliar. Berapa anggaran yang dihabiskan khusus untuk buku yang dipajang saja? Anggap saja untuk operasional dan biaya buka menghabiskan angka termahal Rp 23 miliar, tersisa Rp 123 miliar dibagikan ke 123 orang maka rata-rata per orang mendapat Rp 1 miliar. 1 miliar/orang adalah angka fantastis sekaligus buat plesiran ke Jerman. Apakah Anies tahu acara Frankfurt Book Fair tersebut? Kalau tahu, apa yang didapat Anies? (Sumber)
- Anggaran Tunjangan Profesi Guru (TPG) di Kementerian Pendidikan dipangkas Menteri Keuangan Sri Mulyani sebesar RP 23,3 Triliun "Jadi gurunya memang enggak ada atau gurunya ada, tetapi belum bersertifikat, itu tidak bisa kami berikan tunjangan profesi. Kan tunjangan profesi secara persyaratan (berlaku) bagi mereka yang memiliki sertifikat. Coba bayangkan sebesar itu, Rp 23,3 triliun sendiri,".Dua minggu setelah menjabat Menteri Keuangan, Sri Mulyani mampu mendeteksi dana siluman. Sementara Menteri Pendidikan yang menjabat berbulan-bulan lamanya kenapa tidak mampu mendeteksi? Apakah ada tujuan tertentu utnutk kepentingan masa depan? Siapa yang menjabat Menteri Pendidikan waktu itu? (Sumber)
- Gaya santun yang diperlihatkan dengan tidak mematuhi perintah atasan seperti saat Presiden Jokowi melarang para Menterinya keluar dari Jakarta, kenyataannya justru Anies berangkat “Keluyuran” ke Sulawesi Selatan. Apakah ini salah satu sikap santun membangkang? (Sumber)
- Pintar mengolah kata-kata santun dan suka menampilkan santun “Ngeles” seperti contoh program rumah DP Nol persen menjadi DP Nol Rupiah yang sesungguhnya pengertiannya sama saja, namun diolah sedemikian rupa seolah-olah beda. Contoh kecil sosok yang hebat beretorika dari DP Nol hingga aksi suap-suapan antar sesama jenis yang menggelikan dan beberapa aksi lainnya.
Jadwal pleno dimulai pukul 19:00, dari pihak Ahok-Djarot sudah berada ditempat sebelum pukul 19:00, sementara Anies baru tiba pukul 19:30 sesuai pengakuannya ke reporter Kompas TV Fristian Griec.
Anies menunjukkan sikap kesal dengan menunjuk-nunjuk kearah Fristian Griec karena Kompas TV menyiarkan Anies-Sandi telat datang, tentu pihak Kompas TV harus meluruskan apakah memang pleno dimulai pukul 19:00.
Kedatangan Anies-Sandi pukul 19:30 diperlakukan istimewa oleh pihak KPU dengan mengajak makan malam padahal waktu sudah telat setengah jam dari jadwal sesungguhnya.
Waktu yang digunakan untuk makan butuh sekitar setengah jam sehingga total waktu menjadi molor 1 jam dipergunakan KPU hanya untuk melayani Anies-Sandi.
Jadi, sekitar 1 jam dari pukul 19:00-20:00 Ahok-Djarot menunggu terbagi dua sesi, sesi pertama butuh waktu setengah jam menunggu Anies-Sandi sampai di hotel Borobudur dan sesi kedua butuh waktu setengah jam menunggu Anies-Sandi makan malam. Luar biasa! Padahal belum menjadi pemimpin. (Sumber)
Bagaimana kalau sudah jadi pemimpin?
Tanda-tanda waktu molor terlihat sejak ikut debat tiga kali selalu datang terakhir dibandingkan pasangan Agus-Sylvi dan Ahok-Djarot, ini cerminan bagaimana gaya calon pemimpin yang ditunjukkan Anies-Sandi sebagai bentuk pemimpin ingin dilayani dengan wujud sopan tidak disiplin waktu.