Belum selesai pernyataan Ratna Sarumpaet (RS) di ILC TVone tanggal 08 Maret 2016 lalu tentang Ahok yang terlibat korupsi Rumah Sakit Sumber Waras dengan meyakinkan 99% (1% dipakai buat ongkos permak wajah nenek?), muncul lagi pernyataannya di acara diskusi "Jakarta tanpa Ahok" menyatakan Ahok sudah beli Tentara, Polisi dan KPK, (dikutip sumber kompas.com).
Arah tujuan RS sebagai Nenek aktivis perempuan tidak jelas membela siapa, KPK sudah menyatakan tidak ada indikasi korupsi terhadap Ahok. Sang nenek aktivis selalu ngotot, ngeyel, ini namanya memaksa kehendak, kalau ada yang menyematkan dirinya sebagai Mak Lampir (yunior) penulis kurang setuju karena kemana-mana RS tidak membawa tongkat tengkoraknya, bagi donatur supaya memikirkan bagaimana bisa dibuatkan tongkat sakti tersebut terutama TVOne harus menyediakan kebutuhannya, karena RS kan termasuk narasumber yang dikontrak seumur hidup?
Kemungkinan RS punya maksud tertentu, mungkin mendongkrak popularitasnya karena ingin merilis Film barunya yang masih misteri? Tidak jauh dari judul filmnya ada "misteri" Atau memang kelasnya adalah aktivis abal-abal atau aktivis bayaran. Aktivis membela yang bayar setiap pernyataannya selalu tidak nyambung dengan pertanyaan, seperti orang meracau yang mengarah pikunisasi, Tidak peduli orang yang diserang tokoh yang beberapa kali mendapat penghargaan anti korupsi.
Kalau ada yang mempersoalkan kata "gaduh" si RS inilah yang sebenarnya bikin gaduh, secara langsung telah menuduh Ahok sudah beli Tentara, Polisi dan KPK, ini adalah pelecehan terhadap aparat hukum seolah-olah Ahok secara tidak langsung menyuap institusi hukum tersebut.
Aparat hukum tidak boleh diam saja, apa yang di ucapkan RS bukan delik pengaduan, sehingga tidak perlu menunggu laporan, akan tetapi yang bersangkutan bisa langsung ditangkap pihak Tentara untuk dibawa ke kantor Polisi, karena ada unsur memancing keresahan dan kekacauan pikiran masyarakat, dan dari pihak Polisi segera mentersangkakan RS, begitu juga dari pihak KPK agar bisa mengusut harta bendanya, apakah terlibat korupsi atau tidak. Harta yang diperoleh dari mana, dibuat buat apa, wujud yang dihasilkan apa.
Contoh nyata wajah RS, apakah original atau dipermak? Kalau original berarti no problem! Tetapi kalau dipermak maka modusnya apa, apakah untuk menghilangkan jejak atau menyembunyikan kemiripan wajah Mak Lampir senior? Biayanya dari mana? Apakah 1% dari 99% yang dituduhkannya ke Ahok soal kasus Sumber Waras dia pergunakan untuk permak? Jangan-jangan memang benar! Bayangkan saja 1% dari 40 miliar sama dengan 400 juta, nilainya 400 juta terlalu kecil kalau buat biaya permak apalagi dilakukan secara rutin, tetapi buat masyarakat kecil DKI sangat besar sekali, apalagi uangnya dibelikan garam seumur hidup tidak habishabis untuk dikonsumsi.
Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan diatas yang harus diungkap dari sosok misterius seorang RS, tentu ini tugas berat KPK, termasuk kepolisian harus bisa mengungkap ditempat mana SR sering datangi untuk permak, apakah tempatnya ilegal atau resmi.
Jadi kita tunggu aksi aparat hukum untuk mengadili RS agar tidak muncul lagi bibit-bibit baru.
Sang Mak Lampir Yunior sosok misteri dari DKI Gunung Merapi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H