Pasca rusuh dan pembakaran kantor gubernur kalimantan utara(kaltara) di pilgub kaltara beberapa waktu lalu mengingatkan kembali saya pada kerusuhan yg pertama kali tahun 1997 antar etnis di kab.sanggau(kalbar) dan terakhir tahun 2010 di tarakan(kaltara), kebetulan peristiwa itu terjadi saya salah satu saksi hidup 2 peristiwa yg tentu tidak luput dari sorotan saya adalah tokoh2 dibalik dua peristiwa tersebut terutam yaitu panglima burung dan panglima kumbang....
Panglima burung
Sebagian info yg didapat, byk kalangan menganggap panglima burung sosok yg mengerikan, misterius, menakutkan dll, tentu sangat keliru besar, dia adalah sosok yg ramah, baik, sederhana tidak sombong, bawaannya biasa2 saja dgn gestur tubuh yg sedang  tidak tinggi besar, tidak bertato baik di kaki maupun di lengan, ya seperi kita pada umumnya, lahir tahun 1914 an di sebuah desa di merakai panjang kab.kapuas hulu dgn nama asli BURUNG MANSAU, domisili di kec.meliau kab.sanggau, wafat tahun 2005 dlm kondisi sakit dan usia yg mencapai 91 tahun, alm dikebumikan di taman makam pahlawan meliau berdekatan dgn tokoh dayak lain PANGSUMA(panglima kusuma) yg namanya juga di abadikan sebuah GOR di pontianak..
Semasa hidupnya beliau muda menghabiskan wktu bergerilya berperang melawan penjajahan jepang dan mampu menyelesaikan setiap konflik2 lokal dgn damai, karena kegigihannya dan keberaniannya dan juga kelebihan2 yg luar biasa beliau miliki, akhirnya pada waktu itu beliau dinobatkan oleh pemangku adat dayak dgn gelar "Panglima", dgn sebutan " panglima burung mansau" gabungan nama asli"burung mansau". Seiring berjalannya waktu masyarakat dayak kalbar lebih familiar dgn sebutan panglima burung dan sampai ke tingkat nasional.
Tahun 1997 Â pertama kali pecah konflik antar etnis khusus kab.sanggau ada beberapa kecamatan memakan korban kecuali kec.meliau pada waktu itu domisili beliau tidak terjadi konflik, padahal etnis nonpribumi sdh dikepung oleh suku dayak dari dlm maupun dari luar daerah, namun dgn gagah berani panglima burung pasang badan pertaruhkn nyawanya demi nonpribumi untuk mencapai kedamaian, beliau mengatakan "siapa yg coba2 dgn wargaku langkahi dulu mayatku" walaupun usianya wktu itu sdh tidak muda lagi sekitar 83 tahun, tentu mlht kejadian itu gelora jiwa muda sy wkt itu bergejolak, kapan dan ada kesempatankah untuk mencontohi panglima burung "bapak kedamaian"!?!? Sampai akhirnya sy bertanya dalam diri sy..! Apakah pantas beliau menjadi PAHLAWAN NASIONAL..? Itu adalah salah satu contoh kecil yg kita jumpai, blm lg jaman dijajah jepang, zaman sy blm lahir, bgmana perjuangan beliau keluar masuk hutan melawan penjajah, beliau tidak pernah umbar dirinya panglima itulah ciri beliaudari suku dayak,beliau tidak srperti orang2 yg suka umbar, pamer kekuasaan, ngaku2 panglima. Di sisi lain para pemangku kepentingan, pejabat,pengamat dll yg ada di pusat hanya sibuk ribut pro kontra apakah pantas tidaknya para mantan2 presiden menjadi pahlawan nasional ato tidak..! Panglima burung, anda seperti air gunung yg mengalir jernih putih sejuk membawa kedamaian hingga jauh kepedalaman kalimantan...
Panglima kumbang
Tahun 2008-2009 terdengar samar2 di wilayah utara kalimantan, sempat beberapa tahun tepatnya di tarakan dan pada akhirnya sy mengetahu jelas siapa panglima kumbang, beberapa info katanya berasal dari kalteng ada jg katanya dari kaltim samarinda, namun dari sumber yg terpercaya asalnya dari kalsel dgn nama asli udin balok dari nama kita yakini keturunan banjar, biasa di panggil udin, karena merasa ragu sy tanya lg untuk meyakinkn agar si sumber tidak salah, ternyata memang benar si udin.
Suatu waktu sy pernah melihat langsung 3x karena saling tidak kenal kita lewat begitu saja, pernah juga 1x lihat di media tv si udin "panglima kumbang" ikut demo di bundaran hi jakarta. Panglima kok ikut demo ha...ha..ha..
Pertama, dgn beberapa orang si udin lewat masuk ke suatu tempat dgn pakaian apa adanya, sekilas di dada ada tato kecuali lengan dan kaki belum ada tato, sumber mengatakn dia si panglima kumbang, namun sy tidak menghiraukn dan ap tujuannya wkt itu msuk ke tempat tersebut...
Kedua, setelah beberapa lama secara tidak sengaja melihat si udin lagi masuk ke sebuah tempat yg berbeda bersama teman2nya dgn penampilan yg agak berbeda dari lengan dan kakinya dipenuhi tato, menurut sumber mrk ngumpul sambil minum2 ditmpt tersebut, tentu ini ironis sekali yg ngakunya seorang panglima kumbang hepi2 minum2, minum apa om udin? Apakah si udin pantas di panggil pangbo (panglima mabok)?
Ketiga, yg mengagetkan pertemuan ketiga  saat konflik terjadi antar etnis di tarakan tahun 2010 terlht sekujur tubuhnya bertato menjalar ke wajahnya dan dibalut pernak pernik & pakaian adat dayak dgn ikat kepala kuning(simbol pribumi tarakan), biasanya setiap kesempatan dia menggunakan ikat kepala merah(simbol adat dayak), itu yg menjadi pertanyaan sy apakh si udin "panglima kumbang" mengerti ga simbol budaya adat dayak?