Mohon tunggu...
wara katumba
wara katumba Mohon Tunggu... pengusaha -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

POLITIK LU TU PENGADU (POLITIKus LUcu TUkang PENGAngguran berDUit)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Beda Perlakuan PDIP terhadap Kader Koruptor dan Kekerasan Perempuan

29 Februari 2016   09:27 Diperbarui: 29 Februari 2016   09:52 1
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

PDIP kemana saja selama ada kasus kekerasan yang di lakukan Masinton Pasaribu terhadap Dita Aditia? Tidak ada reaksi apa-apa terhadap kadernya. Apakah Masinton kader kesayangan ketua umum? Seperti yang sering kita lihat di TV setiap ada permasalahan apa saja yang bersangkutan selalu hadir, bahkan bisa bergantian dari TV ke TV yang lain hampir dengan waktu yang bersamaan, padahal Masinton adalah kader karbitan yang baru nongol saat PiLeg.

Apakah Masinton juru bicara PDIP? Seandainya memang benar, kenapa bisa? Padahal banyak kader-kader lain yang sudah lama di partai memiliki kemampuan sebagai juru bicara PDIP yang tidak belepotan dan kasar ngomongnya seperti Masinton.

Terlihat jelas PDIP tebang pilih menindak kadernya. Kader yang jadi tersangka korupsi oleh KPK langsung dipecat secepat kilat hanya menghitung jam tanpa menerapkan praduga tidak bersalah, bisa saja di pengadilan tidak terbukti. Apakah adil seperti yang dialami Damayanti Wisnu putranti dan Adriansyah baru-baru ini?

Apa yang dialami Dita Aditia adalah kasus kekerasan perempuan termasuk kategori KDRT karena menyangkut makhluk Tuhan yang paling lemah yang wajib dilindungi (bukan makhluk Tuhan yang paling seksi maksud Ahmad Dhani). Sudah jelas bagaimana wajah korban yang bengkak biru. Kalau diukur bobot pukulan yang diterima Dita kira-kira setara 3 kali bobot pukulan yang dimiliki Chris john, berarti bobot 2 kali pukulan Masinton sangat keras tanpa sarung tangan, bersarung tanpa celana dalam, masuk kategori divisi kelas berat heavyweight. Hhh...

Seharusnya PDIP mengistirahatkan Masinton karena kasus Korupsi dan kekerasan perempuan posisinya setara, apalagi kekerasan yang dialami Dita lebih dari satu kali, berarti apa yang dilakukan Masinton penuh dengan kesadaran diri.

Kenapa PDIP khususnya ketua umum nenek Megawati tidak mengambil pelajaran apa yang dilakukan Ahok? berani memecat anak buahnya di Pemprov DKI Jakarta. Kerja tidak menghasilkan prestasi saja dimuseumkan, apalagi kinerjanya buruk.

Jika tidak ada reaksi sama sekali dari PDIP, sudahlah! berarti salah satu yang mulia terhormat anggota DPR di senayan mewakili rakyatnya di komisi kekerasan perempuan, cocok apa yang selama ini dikatakan nenek megawati sebagai "petugas partai". Nunut saja semaunya nenek, jangan mengundurkan diri. Seperti gembala dibawa banteng ke ladang mencari rumput..hhh....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun