Foto suasana suka cita
"sungguh membanggakan, anak bangsa jadi CaWaPres Amrik, semoga dikabulkan Amin...."
Tidak diduga penunjukkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Tito Karnavian oleh Presiden Joko Widodo sebagai calon tunggal kapolri disambut baik oleh Fadli Zon (om Zon), salah satu politisi Gerindra yang selalu konsisten mengkritisi Presiden Jokowi dalam hal isu politik dalam negeri.
Pujian luar biasa (2 in 1) dari om Zon dengan memuji Presiden Jokowi dan Tito Karnavian membuat mata melihat dan telinga pendengar jadi sejuk, adem, penuh persahabatan dan kekeluargaan. Kecuali mbok’e yang mengidolakan BG membuat kupingnya serasa pedas dan panas, padahal tidak pakai cabe.
Kemungkinan besar om Zon saat memberi pujian dalam kondisi lupa atau tidak sadar, galau, tidak fit dan ditambah salah minum obat akhirnya keceplosan dengan mengatakan “Pilihan tepat, Komjen Tito berprestasi dan bisa diterima semua pihak. Pilihan yang bagus“ , tentu bertolak belakang dengan posisinya sebagai oposan. sumber.
Disisi lain, dari koleganya sendiri sesama kader Gerindra M.Safi’I mengungkit isu keterlibatan Tito Karnavian mendukung Jokowi waktu Pilpres 2014 lalu di Papua saat menjabat Kapolda Papua. Sumber.
Isu tersebut sampai hari ini tidak dapat dibuktikan, Jadi buat apa Gerindra ungkit-ungkit sesuatu tanpa fakta, padahal dari pihaknya sendiri dalam Pilpres terlibat broker dana kampanye sekitar Rp.500.000.000.000.
Mengingatkan kembali isi transkrip salah seorang berkata "Nasib duit keluar banyak. Duit Pak. Itu saya lihat kasihan. Ngapain itu, udah. 50 M, 30 M. Begitu kita hitungin udah 500 M. Ngapain. hahahaa..."
Fakta valid Terbukti dalam transkrip rekaman “Papa minta saham” Pasangan Prabowo-hatta Rajasa (Prahara) mendapat suntikkan dana segar berkisar Rp.500 miliar dari bos minyak Riza Chalid.
Apakah dengan memunculkan isu “dukungan Tito Karnavian di Papua” akan mengubah sikap Presiden Jokowi dengan pilihan lain ? Jelas tidak akan berpengaruhi.