Mohon tunggu...
wara katumba
wara katumba Mohon Tunggu... pengusaha -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

POLITIK LU TU PENGADU (POLITIKus LUcu TUkang PENGAngguran berDUit)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ahmad Dhani Rentan Depresi Segera ke Psikiater

21 Maret 2016   09:02 Diperbarui: 21 Maret 2016   09:19 851
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Munculnya nama Ahmad Dhani (sang Dewa) yang awal mulanya didengung oleh Partai PKB secara pribadi membuat kepercayaan dirinya meningkat dan merasa diperhitungkan untuk dicalonkan sebagai Gubernur atau wakil Gubernur DKI Jakarta. Namun dibalik itu semua ada kesan PKB hanya jual nama sang Dewa untuk meningkatkan nilai tawar berharap diajak nego politik oleh partai lain walaupun PKB kelak mengusung atau mendukung calon lain.

Apa yang dilakukan PKB telah memakan korban seperti yang dialami raja Dangdut Rhoma Irama, sebelum terlambat ada baiknya sang Dewa mengunjungi raja Dangdut untuk minta berbagi pengalamannya saat dijadikan bakal calon Presiden 2014 lalu, agar disaat hari H tidak kaget bisa menerima pil pahit tidak didukung PKB.

Tidak sedikit modal pribadi yang dibutuhkan untuk menjadi calon, menjadi bakal calon saja butuh keluar dana banyak apalagi sudah dipastikan menjadi Calon tetap untuk membiayai tetek bengek mesin rongsokan partai, jika tidak terpilih maka sangat rawan mengganggu psikologi dan berakibat fatal mengalami depresi, stres, bicara meracau kecuali kalau ada yang mensponsori dari ujung kuku sampai ujung rambut sang Dewa maka akan terjaga kesehatannya.

Akhir-akhir ini sang Dewa mulai menunjukkan gejala-gejala meracau memaksa teman-teman artisnya untuk mendukung dia seperti teman terdekatnya Bebi Romeo awalnya tidak mendukung karena dipaksa akhirnya mulut terucap mendukung namun hati tetap tidak mendukung. Mereka artis sadar sejauh mana kemampuan sang Dewa yang tidak memiliki kapabilitas, kalau hanya sekelas sang Dewa masih banyak artis yang lebih mumpuni seperti Tukul, Cak Lontong, Slamet Rahardjo, Butet Kertaradjasa, Revaputra Sugito (artis kompasianu) dan masih banyak lagi.

Tidak sedikit artis menyambut dengan sindiran seperti Bimbim Slank mengatakan hanya untuk "lucu-lucuan" sontak membuat kuping saya memerah apalagi kuping sang Dewa. Terakhir sang Dewa mengajak Slank berdebat dan mempertanyakan sejauh mana kiprahnya terjun di dunia politik "Ahmad Dhani Tantang Slank Berdebat Soal Politik"(sumber Liputan6). Pernyataan sang Dewa yang asal-asalan tidak mengerti posisi Slank seperti apa!

Seharusnya sang Dewa tahu bahwa posisi Slank hanya sebatas mendukung bukan simpatisan, kader atau politisi apalagi pengurus partai, jadi cara berpikir sang Dewa dipertanyakan apakah mengalami gejala depresi ringan? Belum lagi mau jual mobil dan rumah buat modal Cagub, tentu ini sangat berbahaya sekali dengan kesehatan seisi kepalanya yang akan berakibat fatal. kenapa tidak mencontohi Ahok yang ogah mengeluarkan modal, belum lagi jika terpilih harus berangkat pagi-pagi ke kantor dan pulang jauh malam.

Kalau model seperti sang Dewa tidak mungkin mencalonkan diri secara gratis apalagi tidak punya parpol, paling tidak harus bermodalkan minimal 30 miliar, jika kemudian terpilih dengan mengandalkan gaji selama 5 tahun tidak akan kembali modal kecuali ada sampingan, bilang Ahok "saya kalau mau dapat 1 triliun gampang saja".

Sebelum melanjutkan nafsu besarnya menjadi Cagub DKI lebih baik berpikir ulang sebelum terlanjur harta benda habis seperti mobil, rumah, dan lain-lain. Jangan harap mimpi terpilih, mau mendaftar saja belum tentu parpol mau mencalonkan sang Dewa. Akhirnya modal terkikis, gagal menjadi calon yang terjadi justru rawan gangguan psikologi berujung depresi berat berlanjut ke RSJ.

Jadi sudah ada tanda-tanda ke arah Post Power Syndrom, sebelum terlambat harta benda ikut raib ada baiknya urungkan nafsu besar dan segera ke Dokter Psikiater untuk mengecek kondisi isi kepala dan kembalilah kehabitatmu sebagai musisi karena banyak orang merindukan sentuhan nada dan lirik ciptaanmu, serta terus melanjutkan cari bibit-bibit penyanyi Dewi-Dewi yang berbakat, asal jangan dijadikan istri yang kesekian...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun