Apakah memang benar sosok Gibran itu angkuh/sombong yang dipermasalahkan para netizen? Mari kita cek in.
Mata Najwa menanyakan bagaimana posisinya sebagai anak Presiden selalu di jaga Paspampres, jawaban Gibran dengan bahasa "usir", mungkin Najwa menganggap bahasa kiasan saja, kemudian untuk meyakinkan ditanya kembali, ternyata jawabannya sama dengan mimik serius, Gibran menjawab lagi dengan bahasa "usir", dengan jawaban lebih dari satu kali bukti nyata Paspampres benar-benar diusir. Mungkin maksud hati tidak mau merepotkan Paspampres, tetapi bukan begitu caranya dengan ucapan bahasa "usir" yang dipertontonkan banyak orang.
Tentu ini adalah tamparan keras buat Paspampres yang notaben adalah tugas negara yang wajib dikerjakan sesuai UU. Bagaimana rasanya anggota Paspampres yang mendengar ucapan bahasa "usir" dari seorang Gibran, tentu sakitnya tu di sini... Mungkin Gibran tidak menyadari dengan ucapannya bisa menyinggung Paspampres tersebut, seandainya UU tidak mengatur buat apa jaga Gibran, jangankan tidak disuruh jaga, disuruh jaga saja belum tentu Paspampres mau seperti sosok Gibran.
Harus dimaklumi karena sosok Gibran sosok apa adanya apalagi baru pertama kali wawancara di TV sehingga kejujuran dan keluguannya  terlihat. Kekurangannya bisa ditutupi dengan kelebihannya yang idealis.
Bagi pendukungnya ini adalah bumbu keasinan, untuk lawan politik ini kabar gembira karena buah mangganya sedikit manis.
SISI PENYEIMBANG
Dengan uraian sedikit dari sisi positif dan sisi negatif, maka penulis di posisi penyeimbang yang biasa diterapkan Bapa EsBeYe. Yang cocok netralnya Sesuai pernyataan Gibran "saya hanya anak Presiden, biasa-biasa aja".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H