Bertepatan dengan lawatannya ke kampus kami, Ayt. Zangganeh mendedah Kitab Nahj al-Balaghah pada penutupan Seminar Nasional Studi Teks Filsafat dan Tasawuf. Nahj al-Balaghah merupakan kitab yang berisi kompilasi khotbah, surat, dan ucapan-ucapan Sayyidina Ali bin Abi Thalib yang penuh makna dan hikmah. Puncak kefasihan kitab tersebut mencakup berbagai dimensi kehidupan, salah satunya  tentang Politik dan Pemerintahan. Sang Guru Besar Universitas Mashad tersebut menyatakan bahwa pada salah satu Universitas ternama di Amerika menawarkan kepada khalayak: Barang siapa yang bisa memahami secara mendalam surat Imam Ali kepada Malik al-Asytar an-Nakha'i (Gubernur Mesir dan daerah sekitarnya), maka pihak universitas akan mengangkatnya sebagai pengajar dan pimpinan, serta akan kami gaji dengan layak. Adapun argumentasi pihak mereka adalah karena Surat 53 pada kitab Nahj al-Balaghah ini tentang kepemimpinan. Sehingga, orang yang mampu memahami surat tersebut, sebagai konsekuensi logis dapat memetik hikmah untuk menjadi pemimpin yang baik.
Saya berharap agar tulisan ini bermanfaat bagi para pemimpin, atau calon pemimpin. Terutama bagi teman-teman yang berniat untuk bertarung pada Pesta Demokrasi (Pemilu) 2014 ini. Semoga bisa menjadi pemimpin yang amanah. Berikut adalah salinan teks Surat 53 pada kitab yang disusun oleh Sayyed Radhi:
Surat 53 (dalam Nahjul Balaghah) oleh Imam Ali bin Abi Thalib (Tentang Politik dan Pemerintahan)
Dokumen instruksi;[1] ditulis untuk (Malik) al-Asytar an-Nakha'i, ketika Amirul Mukminin mengangkatnya sebagai Gubernur Mesir dan daerah sekitarnya, saat kedudukan Muhammad ibn Abu Bakar telah menjadi genting. Ini dokumennya yang terpanjang dan mengandung paling banyak kata-kata indah.
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Inilah yang telah diperintahkan oleh hamba Allah, 'Ali Amirul Mukminin, kepada Malik ibn al-Harits al-Asytar, dalam perjanjian atasnya ketika mengangkatnya sebagai Gubemur Mesir untuk mengumpulkan kharâj-nya, memerangi musuh-musuhnya, mengusahakan kebaikan bagi rakyataya dan memakmurkan kota-kotanya.
la menyuruhnya untuk bertakwa kepada Allah dan mengikuti apa yang telah diperintahkan-Nya, yang wajib dan yang sunah, yang tanpa mengikutinya orang tak dapat mencapai kebajikan, dan tak (dapat orang) menjadi jahat kecuali dengan menentangnya dan mengabaikannya; dan untuk menolong Allah Yang Mahasuci dengan tangan, hati dan lidahnya, karena Allah Yang Nama-Nya Mahamulia akan mengambil tanggung jawab untuk menolong orang yang menolong-Nya dan untuk melindungi orang yang memberi-Nya dukungan.
la juga memerintahkan kepadanya untuk membersihkan jiwanya dari hawa nafsu, dan untuk mengekangnya pada waktu peningkatannya, karena hati mengantar kepada keburukan, kecuali apabila Allah menaruh kasihan.
Kualifikasi seorang Gubernur dan Tanggung Jawabnya
Ketahuilah, wahai Malik, bahwa saya telah mengutus Anda ke suatu daerah di mana sebelumnya telah ada pemerintah-pemerintah, yang adil maupun lalim. Sekarang rakyat akan melihat tindakan-tindakan Anda se-bagaimana Anda dahulu melihat tindakan-tindakan para penguasa sebelum Anda, dan mereka (rakyat) akan mengecam Anda sebagaimana Anda dahulu mengecam mereka (para penguasa). Sesungguhnya, orang bajik diketahui dengan reputasi yang Allah edarkan bagi mereka melalui lidah hamba-hamba-Nya. Oleh karena itu, koleksi yang terbaik pada Anda hendaklah mempakan koleksi amal baik. Maka kuasailah hawa nafsu Anda dan kekanglah hati Anda dari melakukan apa yang haram bagi Anda, karena mengendalikan hati berarti menahannya di tengah antara apa yang disukainya dan yang tidak disukainya.
Biasakanlah hati Anda dengan belas kasihan bagi rakyat Anda dan kasih sayang dan keramahan bagi mereka. Jangan berdiri di atas mereka seperti hewan rakus yang merasa cukup untuk menelan mereka, karena mereka itu adalah salah satu dari dua jenis, saudara Anda dalam agama atau sesama Anda dalam ciptaan. Mereka akan melakukan kekeliman dan menghadapi kesalahan. Mereka mungkin bertindak salah, dengan sengaja atau karena lalai. Maka ulurkanlah kepada mereka keampunan dan maaf Anda, sebagaimana Anda menyukai Allah mengulurkan keampunan dan maaf-Nya kepada Anda, karena Anda di atas mereka dan imam Anda yang bertanggung jawab adalah di atas Anda, sementara Allah di atas orang yang telah mengangkat Anda. la (Allah) menghendaki Anda mengelola urusan mereka (rakyat) dan menguji Anda melalui mereka.