Senin, 29 Juli 2024, mahasiswa KKN-PK Universitas hasanuddin melakukan Sosialisasi Edukasi Hidup Anti TB (SEHATI) di Pondok Pesantren Al-Fatah Kelurahan Data, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang. Penyuluhan tersebut merupakan program kerja wajib yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang deteksi dini dan pengobatan, mendorong pengobatan tepat waktu, mengajarkan pencegahan penularan, memperkuat sistem kesehatan dan menyediakan edukasi berkelanjutan terkait TB di lingkungan pondok pesantren.
Kegiatan dilakukan pada pukul 08.00 hingga 10.00 WITA yang diikuti oleh seluruh santriwati pondok pesantren al-fatah. Judul dari materi yang dibawakan yaitu Sehati (Sosialisasi Edukasi Hidup Anti TB) : Penyuluhan Meningkatkan Kesadaran dan Pengetahuan Santriwati tentang Pencegahan Penyakit Tuberkulosis Paru di Pondok Pesantren Al Fatah Kelurahan Data dengan Pendekatan Religius yang dibawakan oleh Zullies Kynanty, mahasiswa KKN-PK Unhas ke-65 dari jurusan Pendidikan Dokter Umum. Kegiatan ini juga dihadiri oleh salah satu anggota BKKBN yang secara bersamaan mengambil sampel dahak pada santriwati yang menderita batuk.
Peserta pertama-tama diminta untuk mengisi lembar pre test sebelum diberikan materi. Metode penyuluhan dilakukan menggunakan power point untuk menjelaskan pengertian. Penyebab, gejala, cara mencegah dan mengobati penyakit TB. Mahasiswa juga membagikan poster terkait TB untuk meningkatkan pemahaman santriwati.Â
Selanjutnya, dilakukan kuis berhadiah yaitu 10 santriwati tercepat diberi kesempatan untuk memaparkan isi poster dan menjawab beberapa pertanyaan dari materi yang telah dipaparkan sebelumnya. Santriwati yang beruntung diberikan hadiah berupa botol tumbler. Para santriwati yang mengikuti kegiatan terlihat sangat antusias dan berpartisipasi aktif selama penyuluhan berlangsung.
Setelah itu, dilakukan post test untuk mengukur pengetahuan santriwati tentang penyakit TB setelah diberikan materi. Hasil kuis dan post test yang dilakukan, menunjukkan pengetahuan para santriwati meningkat. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang TB, mendorong deteksi dini dan kepatuhan pengobatan, mengurangi stigma, meningkatkan kebersihan dan kesehatan lingkungan, serta menjalin kolaborasi dengan tenaga kesehatan. Edukasi berkelanjutan dan partisipasi aktif dari santri dan pengurus pesantren juga diharapkan, sehingga pondok pesantren dapat menjadi model dalam pencegahan dan pengendalian TB di komunitas lainnya.
