Mohon tunggu...
NUR MUHAEMIN NGKAAPO.
NUR MUHAEMIN NGKAAPO. Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS PARUH WAKTU

PENULIS PARUH WAKTU

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dunia yang Gaduh

8 Juni 2022   09:05 Diperbarui: 8 Juni 2022   09:18 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang membuat dunia gaduh? Banyak. Salah satunya adalah kita selalu melihat masalah dari pandangan pribadi kita. Manusia bagaimapun punya pandangan dan prinsip hidup masing-masing.  Perang yang tidak kunjung usai di Ukraina juga diakibatkan oleh ketidaksamaan pandangan antara Rusia dan Ukraina. Masing-masing merasa benar. Mencari titik temu bukanlah hal yang mudah. Kegaduhan bermula ketika satu pihak memaksakan pandanganya kepada pihak lain. Atas nama apapun hal itu pasti akan membuat gaduh, minimal kegaduhan dalam pikiran seorang indvidu. 

Merasa bahwa sesuatu seharusnya berjalan seperti yang kita harapakan memang tidak bisa terus dipertahankan.Bahasa lainnya adalah " pemaksaan" . Tidak ada manusia yang mau dipaksa. Seharusnya kita bisa selalu membedakan mana yang bisa dikontrol dan mana yang tidak bisa dikontrol. Mengapa tidak bisa menerima dan memaklumi? Biarkan saja semua berjalan sebagaimana keinginan seseorang tanpa perlu menghujani dengan seribu pertanyaan " Mengapa"? tidak semua di dunia ada jawaban untuk hal-hal yang kita pertanyakan. Mengapa membebani pikiran dengan hal-hal yang diluar kontrol kita? 

Membebani diri dengan halusinasi-halusinasi yang hanya ada dikepala kita bukan saja tidak elok, namun juga mengerikan. Apa yang kita rasakan hanya sekedar halusinasi yang 90 persen tidak seperti yang kita pikirkan. Percayalah menyamakan pikiran kita dengan orang lain hanya halusinasi.  Alangkah beratnya hidup ini membawa-bawa apa yang semestinya harus kita lepaskan. Hidup hanya tentang menerima dan melepaskan. Lepaskan yang harus dilepaskan dan pertahankan apa yang harus dipertahankan. 

Hidup ini sudah berat, akan lebih berat lagi jika diromantisasi sedemikian rupa. Misal saja dalam sebuah hubungan apapun, kita kadang-kadang merasa kehilangan seseorang. Bagaimana orang itu? bahkan mengganggap ada kamu ada saja sama sekali tidak. 

Kamu kelimpungan sendiri, mencari tau kabarnya baik-baik apa tidak? sementara nun jauh ditempat lain, orang yang bersangkutan menanyakan kabar orang-orang yang dianggapnya sahabat, teman saudara tanpa repot-repot sekedar bertanya apa kamu baik-baik saja? lantas, apa arti kelimpunganmu? sudahi saja semua yang tidak masuk akal yang menimbulkan kegaduhan dikepalamu. Dunia akan lebih baik tanpa seribu drama dikepalamu. Melihatlah dengan mata supaya bisa menerima kenyataan, bukan dengan hati yang masih lemah dengan segala kenangan. 

Dunia diluar dirimu sudah begitu gaduh, jangan ditambahi dengan hal-hal yang kamu kelimpungan sendiri, sakit sendiri dll. Biarkan hidup seperti demikian adanya.  Jangan memaksakan seseorang supaya bisa seperti keinginanmu. Biarkan perang-perang di dunia nyata terjadi di dunia nyata, jangan sibuk bertempur dengan segala pikiran yang hanya halusinasi. Yang terbaik adalah membiarkan saja semua keadaan berjalan semestinya. Jangan gaduh dengan pikiranmus sendiri. Gunakan waktu untuk hal-hal produktif. Move On

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun