[caption id="attachment_269672" align="aligncenter" width="350" caption="Cakra Khan"][/caption] Familiar dengan lagu Harus Terpisah yang dibawakan Cakra Khan? Pasti! Lagu ini menjadi cukup populer mulai dari beberapa bulan lalu sekaligus melambungkan nama si penyanyi yang lekat dengan image suara serak-serak basah. Kalau kompasianer semua familiar dengan lagunya, pasti begitu pula dengan liriknya yang mudah diingat karena terkesan sahut-sahutan. hahahaha, lucu memang. Seringnya lagu ini diputar di radio maupun di acara musik televisi membuat saya terngiang-ngiang hingga merasakan adanya unsur unik dalam lirik lagu yang diciptakan Aldi Nada Permana ini. Di mana uniknya? Kompasianer mungkin juga merasakannya. Mari simak dan review liriknya berikut: Sendiri, sendiri ku diam, diam dan merenung Merenungkan jalan yang kan membawaku pergi Pergi tuk menjauh, menjauh darimu Darimu yang mulai berhenti Berhenti mencoba, mencoba bertahan Bertahan untuk terus bersamaku Reff: Ku berlari kau terdiam Ku menangis kau tersenyum Ku berduka kau bahagia Ku pergi kau kembali Ku coba meraih mimpi Kau coba ‘tuk hentikan mimpi Memang kita takkan menyatu Bayangkan.. bayangkan ku hilang, hilang tak kembali Kembali untuk mempertanyakan lagi cinta Cintamu yang mungkin, mungkin tak berarti Berarti untuk ku rindukan Ku berlari kau terdiam Ku menangis kau tersenyum Ku berduka kau bahagia Ku pergi kau kembali Ku coba meraih mimpi Kau coba ‘tuk hentikan mimpi Memang kita takkan menyatu Ini harusnya kita coba saling melupakan Lupakan, lupakan kita pernah saling bersama Sudah menemukan letak keunikannya? Yap! Unsur unik yang menonjol pada lagu ini adalah kayanya repetisi di bait-bait lagu (non-reff). Setiap kata di satu larik lagu yang dibawakan Cakra dilanjutkan di larik kedua, misalnya: "Sendiri..... Sendiri ku diam... diam dan merenung.... merenungkan jalan..." dan seterusnya. Tak heran lagu ini menjadi sangat familiar dan mudah dihafal karena lirik yang disusun sebegitu mudah dan rapinya. Si penulis lagu ini juga mengakui bahwa lagu ini layaknya sebuah lagu Sunda karena banyak unsur repetisi (okezone). Nah, ternyata tak hanya bagian bait non-reff yang memiliki keunikan, bagian refrain dalam lirik lagu ini juga kaya akan unsur bahasa, yakni antonim alias lawan kata. Perhatikan saja contohnya; "Ku berlari... kau terdiam... ku menangis... kau tersenyum..", setiap larik mengandung antonim kata; berlari dengan terdiam, menangis dengan tersenyum, dan selanjutnya. Benar-benar ide penulisan lirik yang sederhana namun berhasil membius para pendengarnya. hahaha. Saya jadi ingat akan pengalaman menyanyikan lagu ini bersama-sama. Disadari atau tidak, lagu Cakra Khan ini sangat lucu dan menarik jika dinyanyikan bersamaan dan bersahut-sahutan. Begini maksudnya: (bersama-sama) Sendiri... (satu orang berteriak: sendiri apa?) (bersama-sama) Sendiri ku diam... (satu orang berteriak: diam apa?) (bersama-sama) Diam dan merenung... (satu orang berteriak: merenung apa?) dan selanjutnya. Ini dilakukan oleh salah satu teman saya yang memang memiliki pembawaan kocak sehingga kami, teman sekelas yang mendengarnya tak bisa menahan tawa dibuatnya. Ia bahkan menyanyikan bagian refrain dalam versi bahasa Inggris! hahaha Terlepas dari itu, lirik lagu ini memang mudah dan sederhana namun memiliki unsur bahasa yang cukup kaya dan jarang ditemukan di lirik lagu-lagu lain. Mengetahui bahwa lirik lagu ini dibuat dengan pengaruh unsur Sunda membuat saya lebih terpukau lagi karena sudah sangat jarang ada lagu-lagu Indonesia yang masih memedulikan unsur budaya daerah di dalamnya. Well, melalui lagu ini, kekayaan bahasa dan unsur budaya dalam lirik lagu terbukti sukses menyejukkan telinga para pendengarnya. Setuju? :D Selamat untuk Cakra Khan dan tentunya si penulis lagu, Aldi Nada Permana! :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H