Aku bangga menjadi Indonesia, meskipun hanya merah dan putih
Aku bangga menjadi Indonesia, meski tidak seragam
Aku bangga pada Indonesia, walau kecilnya pulau-pulau tak terhitung
Aku bangga menjadi Indonesia, meski langkahku sebatas Watuagung dan Surabaya
Aku bangga menjadi Indonesia, meski tidak merasakan lagsung tajamnya bambu runcing; kobaran hasrat mengusir penjajah; gagahnya diri dengan ikat merah putih di kepala
Aku bangga menjadi Indonesia, tapi tidak lalu berpuas rasa
Aku bangga menjadi Indonesia, namun kenapa terus membodohi diri?
Aku bangga menjadi Indonesia, tapi malu jika berhenti berjuang
Aku bangga menjadi Indonesia, tapi berduka jika saling serang
Aku bangga menjadi Indonesia, tapi kenapa hati, tutur, dan tindakan tidak sejalan?
Aku bangga menjadi Indonesia, tapi mengapa bukan darah keberanian yang tercecer, namun darah bejat!