"Selamat menempuh hidup baru!"
"Selamat mengarungi hidup berumahtangga!"
"Selamat atas pernikahannya, semoga bahagia!"
***
Ungkapan-ungkapan di atas sering kita dengar/ucapkan dalam acara pernikahan. Semoga bahagia adalah doa dan harapan dari orang tua dan orang-orang terkasih di sekitar bagi mempelai.Â
Menikah ya harus bahagia. Kalau tidak bahagia, ya jangan menikah! Meski tidak dipungkiri, kehidupan berumahtangga tidak selalu berisi hal-hal yang membahagiakan. Duka, derita, masalah, dan konflik juga turut mewarnai.
"Asal ada uang, beres!" ujar seseorang. Betulkah begitu? Bisakah uang membeli kebahagiaan? Bisakah uang ditukar dengan waktu-waktu berkualitas? Bisakah uang menyembuhkan penyakit? Tidak selalu.Â
Segala sesuatu dalam hidup ini, butuh uang, betul. Tapi uang bukan segala-galanya. Lihat saja para artis glamour yang banyak uangnya. Kalau tidak kasus kawin-cerai, ya perselingkuhan. Atau para koruptor yang masih bisa senyum di depan kamera. Apa bisa tenang hidupnya?
Uang hanyalah salah satu alat. Kita sendiri yang membangun kebahagiaan kita bersama pasangan. Lantas, bagaimana tips agar bahagia dengan pasangan?
1) Kenali bahasa kasih
Bahasa kasih adalah kebutuhan psikologis yang harus dipenuhi dalam diri setiap orang, termasuk kita dengan pasangan. Indikator bahasa kasih adalah isi tangki kasih yang penuh. Agar tangki kasih pasangan selalu terisi, kita perlu mengasihi pasangan dengan bahasa kasihnya, bukan yang kita anggap bahasa kasih pasangan. Otomatis, pasangan akan mencari cara untuk ganti mengasihi kita sesuai bahasa kasih kita. Syaratnya, harus masu sama-sama belajar dan menerima.