Mohon tunggu...
Kraiswan
Kraiswan Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Ini Tips Mencadangkan Data untuk Mitigasi

10 Desember 2024   12:48 Diperbarui: 10 Desember 2024   23:27 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pencadangan file di Google Drive | foto: pinterest.com via keruktujuh.vercel.app

Data adalah bagian penting dalam kehidupan kita, khususnya di era digital seperti sekarang. Tak hanya kumpulan angka, huruf maupun gambar, data dibutuhkan pada banyak bidang seperti penelitian, penyelidikan, strategi pemasaran, hingga strategi politik. Data bahkan menjadi suatu komoditi, buktinya data diperjualbelikan.

Sebelum zaman internet, data dikumpulkan melalui lembaran-lembaran kertas, diisi manual maupun difotokopi. Betapa ribetnya jika harus mengolah data dari banyak tumpukan kertas tersebut. Kini, dengan sistem digital pengumpulan dan pengolahan menjadi semakin mudah, praktis, dan efisien. Kekurangannya, data ini bisa hilang, rusak jika terkena virus, diretas atau gadget-nya rusak.

Indonesia sendiri masih belum piawai mengelola data. Beberapa waktu lalu Pusat Data Nasional diserang hacker. Akibatnya, banyak masyarakat mengeluh tidak bisa mengakses data pribadinya. Masalah utamanya adalah pemerintah Indonesia tidak mencadangkan data tersebut. 

Kenapa tidak dicadangkan? Biaya. Itu jadi kendala utama. Sebab untuk menyimpan, mengelola, memelihara data ratusan juta penduduk di Indonesia tidaklah murah. Alhasil, jika data diserang hacker, pemerintah tak berkutik. Namun, setelah meminta tebusan sebesar Rp131 miliar, sang hacker malah minta maaf. Lucu!

Aku pernah punya pengalaman pahit dengan data yang hilang akibat gadget yang rusak. Laptopku pernah mati mendadak. Layarnya hitam (blank) meskipun mesin dan lampu indikatornya menyala. Aku panik luar biasa, sebab waktu itu sedang mengerjakan tugas akhir kuliah. Intinya hard disk laptopku rusak. Aku jual murah laptop itu karena paling hanya dihargai layarnya.

Syukurnya, data penelitianku belum banyak, jadi aku tidak banyak kehilangan. Namun, tetap saja aku terkendala untuk mengerjakan tugas karena laptop rusak.

Pengalaman kedua, setahun lalu, HP-ku juga mati mendadak. HP ini sudah dipakai sekitar lima tahun. Jadi wajar jika mengalami kerusakan. Namun, aku tidak siap dengan kerusakan (mati) yang mendadak ini. Komunikasi, akses, dan banyak hajat yang harus dipenuhi dengan HP tersebut. Syukurnya lagi, tugas mengajarku tidak terhambat. Dan aku sudah menyisipkan kartu memori, berkas-berkas penting, khususnya foto, aku simpan di sana.

Di era digital sekarang, akses terhadap data sangatlah penting. Mau menghubungi orang lain, belanja, belajar, membayar tagihan, m-banking, mengirim berkas, dan kontak telepon serta email. Jika gadget yang kita pakai untuk mengakses semua hal itu rusak, sedangkan kita tidak membuat cadangan data, repot! Bencana data namanya.

Berikut ini tips untuk mencadangkan data untuk mitigasi bencana data.

1) Google Drive/ Cloud

Langkah paling efektif dan efisien mencadangkan data adalah memakai Google Drive/ Cloud. Kita bisa mengunggah berkas penting di drive menggunakan akun email yang kita daftarkan. Tidak perlu khawatir jika berkas kita ketinggalan seperti halnya berkas cetak. Google Drive bisa diakses lewat gawai mana pun, selama tersedia jaringan internet.

Namun, untuk akun umum, kapasitas penyimpanan yang tersedia cuma 15 gb. Jika untuk menyimpan data Ms. Office atau gambar beresolusi kecil, jumlah ini cukup. Peringatan: Jika memakai komputer umum, jangan lupa untuk log out akun kita ya! Supaya data pribadi kita tidak disalahgunakan orang lain.

2) External Disk

Cara kedua untuk mencadangkan data adalah menggunakan external disk. Flash disk, hard disk external menjadi pilihan terbaik. Kedua disk ini dijual dengan harga terjangkau di pasaran. Flash disk kisarannya Rp100.000-an, kapasitasnya puluhan gb. Bahkan ada yang sampai 1 tera byte! Secara kualitas, hard disk external lebih bandel dan canggih, harganya juga lebih mahal. Aku memakai hard disk merk S*agate berkapasitas 1 tb sejak sekitar tahun 2020, dan sampai sekarang aman, tidak ada masalah.

3) Server lokal

Beberapa perusahaan/ organisasi yang IT based, biasanya memiliki server lokal. Ada komputer pusat server, laptop/ komputer pegawai bisa dihubungkan ke server ini untuk mengakses dan berbagi data bersama. Tidak perlu repot harus ketemu orang, kita bisa membagikan data secara praktis. Jika data asli kita bermasalah, kita masih punya data cadangan di server lokal.

4) Mencetak

Meski zaman sekarang intensitas orang memfotokopi dokumen sudah jauh berkurang akibat sistem digitalisasi, jasa fotokopi masih mudah ditemukan. Khususnya di lingkungan sekitar kampus maupun sekolah. Sebab, beberapa lembaga maupun pribadi masih memerlukan dokumen fisik.

Aku dan teman-teman guru di sekolah membuat analisis tes di Ms. Excel. Setelah analisis selesai, kami wajib mencetak untuk ditandatangani kepala sekolah. Ini juga menjadi semacam laporan kinerja kami. Jika data utama kami bermasalah, kami punya lembar cetak sebagai cadangan. Kami juga menyimpan dokumen di server lokal. Tidak semua dokumen harus dicetak, melainkan beberapa dokumen penting bisa dicetak jika perlu.

Bagaimana dengan pengalaman Anda mencadangkan data? --KRAISWAN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun