Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Anak SD Punya Crush? Main Bareng Aja Masih Suka Nangis!

26 Oktober 2024   16:38 Diperbarui: 31 Oktober 2024   13:46 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anda sudah punya anak sekolah? Pernahkah anak melontarkan kata "crush"? Apa itu crush?

Secara harafiah, "crush" berarti menghancurkan atau memukul. Bagi generasi milenial, kata "crush" memiliki arti perasaan suka yang kuat pada seseorang, terutama dalam konteks percintaan. "Crush" juga bisa diartikan gebetan atau orang yang disukai. 

Contohnya, "I have a crush on you" yang berarti "aku naksir sama kamu". "Crush" tidak selalu bersifat romantis. "Crush" bisa juga berarti kekaguman pada seseorang, seperti teman sekolah, teman kerja. Tapi lama-lama teman mesra kan bahaya.

Drama Korea yang bertema percintaan sering menggunakan istilah "crush" dalam konteks romantis. Istilah ini kemudian dipopulerkan di medsos seperti Tiktok juga mengutip frasa ini. Anak milenial, usia SD pun, sudah familiar dengan kata crush. Sebab, mereka hidup di era medsos.

Tak heran, dalam keseharian di sekolah mereka sudah berlomba-lomba membahas, atau mempresentasikan siapa crush mereka.

Biasanya para murid cewek yang termenye-menye (tergila-gila) dengan cowok yang tinggi, ganteng, pintar, jago olahraga, putih seperti di drakor-drakor itu. Lalu, mereka mengklaim cowok tersebut sebagai crush-nya, biasanya kakak kelas.

Sudah crush dengan seseorang, eh si cowok tidak tahu, melirik pun tidak. Rasanya tuh...

Kalau hanya bercanda dan basa-basi sih tak mengapa. Tapi kalau crush ini sudah dibawa saat pelajaran di kelas, jadinya mengganggu. Anak tidak konsentrasi, tidak menangkap materi, ujungnya pelajarannya mubazir.

Perlunya pengawasan orang tua

Ilustrasi crush anak SD | Shutterstock via m.kumparan.com
Ilustrasi crush anak SD | Shutterstock via m.kumparan.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun