Mohon tunggu...
Kraiswan
Kraiswan Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tidak Sabar Menunggu Tanda Tidak Beriman

8 September 2024   14:45 Diperbarui: 8 September 2024   18:03 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menunggu | foto: unsplash.com/@marcolopez95 via idntimes.com

Menyembah berhala (patung, pohon, dll) adalah dosa di hadapan Allah. Padahal, Musa sudah mengajarkan sepuluh perintah Allah, salah satunya untuk tidak membuat patung apa pun dan menyembahnya. (Keluaran 20:4-5) Bolehkah manusia membuat patung? Boleh, tapi tidak untuk disembah. Maka, yang dilakukan bangsa Israel jelas SALAH. Mereka tidak taat kepada Allah.

Bangsa Israel bak kuda terlepas dari kandangnya (tidak terkendali). Atas pelanggaran ini, Musa dengan tegas menantang, "...Siapa yang memihak kepada TUHAN datanglah kepadaku!" Lalu berkumpullah kepadanya seluruh bani Lewi. (Keluaran 32:25-26) Musa menegaskan pada bangsa Israel untuk memilih: menyembah patung atau menyembah Allah. Mereka yang tidak menyembah Allah pun dibunuh. (disclaimer: ini konteks Perjanjian Lama ya!)

Berarti Musa tega dan tidak berperikemanusiaan? Bukan. Musa sudah memberi kesempatan bagi bangsa Israel untuk memilih akan menyembah pada siapa. Mereka harus memilih, bukan mendua atau ragu-ragu. Allah ingin umatNya patuh dan percaya hanya kepadaNya. 

Godaan saat menunggu

Bagi Bangsa Israel, godaannya adalah sikap tidak sabaran dan keinginan pada illah yang kelihatan. Mungkin Bangsa Israel melihat bangsa-bangsa lain, kalau berperang membawa dewa agar bisa menang. Patung boleh dipakai sebagai simbol identitas suatu agama. Misal, di gerejaku patung salib tidak ada Yesus. Sebab Yesus sudah bangkit dari kematian dan naik ke sorga, tidak tinggal di kayu salib. 

Apa godaan bagi kita?

Misal bagi mahasiswa yang merantau, hal yang paling dinantikan tiap bulan adalah uang kiriman dari orang tua. Bisakah kita bertanggung jawab dengan uang itu? Sabarkah kita menunggu jika kiriman terlambat?

Mirip seperti Bangsa Israel, mahasiswa bisa tergoda dengan keinginan mata. Misal, menemani teman belanja ke supermarket, masa tidak belanja? Padahal uangnya untuk kebutuhan yang lebih penting.

Penutup

Menunggu menjadi bagian hidup manusia yang tidak bisa dipisahkan. Menunggu seseorang, panggilan pekerjaan, jawaban doa, dan banyak lagi. Kalau terlalu lama menunggu, biasanya kita cepat bosan, apalagi kalau ditambah sikap tidak sabar dan didesak dengan keinginan tertentu.

Belajar dari bangsa Israel, hendaknya kita tetap bersabar, tekun, dan setia dalam iman kita. Bukan yang sebaliknya. Sebab, tidak sabar menjadi tanda tidak beriman. --KRAISWAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun