Pilih juga yang ukurannya sedang. Kalau terlalu kecil, bisa jadi masih muda. Kalau terlalu besar, daging buahnya malah tidak enak.
Di daerahku, varian alpukat paling banyak adalah lokal (kampung), dan mentega. Kalau dapat dari pohon yang bagus, alpukat kampung juga enak, asalkan sudah tua. Alpukat mentega punya ciri bintik-bintik putih pada kulitnya. Rasanya lebih legit, gurih, dan dagingnya tebal. Ada juga alpukat kendil, bentuknya bulat besar seperti kendil. Hampir seukuran melon besarnya.
2) Biji kocak
Buah apa pun, termasuk alpukat, paling bagus adalah yang tua dari pohon.
Alpukat punya keunikan. Selain rasanya yang gurih dan lezat, manis meski tanpa gula. Alpukat tidak beraroma seperti durian kalau sudah matang. Jadi bagaimana mengecek sudah tua atau belum?
Biji buah yang tua dan hampir matang biasanya mudah terlepas dari dagingnya. Goyangkan alpukat dan dengarkan pantulan bijinya. Jika betulan tua, akan kocak kalau diguncang (Jawa: koplak). Tidak semua alpukat kocak bijinya, tapi bukan berarti alpukat belum tua. Biji kocak hanya salah satu indikator yang paling mudah dikenal.
Saat membeli alpukat, pilih dan pilah yang teliti. Kalau bisa, pilih yang bijinya kocak. 90% itu tua dan rasanya enak (kalau dihasilkan dari pohon yang baik).
3) Pengalaman
Pengalaman adalah guru paling berharga, kata pepatah.
Berkali-kali membeli alpukat, tapi tidak enak. Berarti Anda kena zonk. Sekali beli, langsung dapat yang bagus, banyak kali. Mungkin Anda hoki. Ratusan kali membeli baru dapat yang bagus. Itu namanya pengalaman.