Buah yang bergizi tinggi, rasanya lezat, tapi harganya mahal: alpukat.
Siapa yang tidak suka Persea americana, buah yang berasal dari Meksiko, Amerika Tengah ini. Dijus, dicampur ke es teler (hssshhh!!! Dilap dulu encesnya.), dikocok campur gula pasir, atau dimakan langsung; tetap enak!
Alpukat mengandung protein, HDL (kolesterol baik), karotenoid, lutein (antioksidan alami), vitamin-mineral, anti-inflamasi, dan natrium. Dengan mengonsumsi alpukat juga dapat mendukung kesehatan jantung, menstabilkan berat badan, dan membuat tubuh tetap sehat meski usia sudah menua. (halodoc.com)
That's why, istri sudah memberikan alpukat pada anak sejak dini. Kami ingin anak mendapat nutrisi yang tepat dari makanan sehat.
Masalahnya, selain bukan buah sepanjang tahun, alpukat yang bagus sulit ditemukan. Sudah harganya mahal, kadang dapat yang tidak enak, ukurannya kecil pula!
Hukum pasar berlaku. Jika petani panen buah yang sudah tua, bisa merugikan penjual. Masih didistribusikan ke tengkulak, ke penjual, hingga sampai di tangan pembeli butuh proses panjang. Jika kelamaan di perjalanan, alpukat bakal busuk. Tak heran, sering kita menjumpai buah yang belum tua dan tidak bagus di pasaran.
Meski begitu, kita harus pintar memilih. Berikut ini 3 tips memilih alpukat yang tepat.
1) Kulit kusam, ukuran sedang
Jangan menilai alpukat dari kulitnya. Sebab, kulit mulus tidak menjamin isinya juga bagus.
Buah apa pun yang sudah tua kulitnya akan nampak kusam, bukan mulus mengkilap. Alpukat yang sudah tua akan nampak borek-borek kecoklatan kulitnya, bukan hijau cerah. Kebanyakan alpukat yang dibeli istriku, kalau yang kusam dan borek kulitnya, daging buahnya enak.