Setiap kita pasti pernah bergesekan dengan orang lain. Entah di rumah, tempat kerja, maupun di ruang publik.
Penyebabnya macam-macam. Biasanya perdebatan yang diawali dari perbedaan pendapat. Mungkin orang lain tidak menyukai kita, atau kita yang tidak suka padanya. Bisa jadi karena overload dan deadline tak kenal ampun. Rekan kerja atau pimpinan tidak pengertian, suka menyakiti perasaan pula. Ampun deh!
Saat gesekan terjadi, biasanya karakter asli seseorang akan muncul. Nampak dari perkataannya. Pohon yang baik akan menghasilkan buah yang baik. Pohon yang tidak baik akan menghasilkan buah yang baik.
Padahal, sadar atau tidak, Tuhan menjumpai kita di tempat kerja. Sesibuk apa pun kita, Ia berkenan menjumpai kita. Ia ingin, kita memiliki relasi yang intim dengan-Nya. Ia ingin kita percaya, mengenal-Nya, dan berkarya untuk menghasilkan buah di mana pun kita bekerja. Salah satu buah yang baik ditunjukkan dengan perkataan yang keluar dari mulut kita. Tak peduli apa pun masalahnya, harus keluar perkataan yang manis, membangun, dan memberikan damai bagi orang lain.
Berikut ini beberapa orang yang ditemui Tuhan saat di tempat kerja.
Musa dan Daud berprofesi sebagai penggembala domba. Musa menggembalakan domba mertuanya, Yitro. Sedang Daud menggembalakan domba ayahnya. Gembala domba adalah pekerjaan rendahan dan tersisih dari masyarakat.
Saat menggembalakan domba, mereka dijumpai Allah. Musa melihat semak duri yang menyala tapi tidak terbakar. Dari semak menyala ini malaikat Allah memanggilnya untuk sebuah tugas besar. Daud sedang menggembalakan domba saat Samuel berkunjung ke rumahnya.
Perjalanan hidupnya membawa mereka menjadi orang besar dalam sejarah. Siapa yang tidak mengenal pemimpin sebuah bangsa yang besar keluar dari tanah perbudakan di Mesir menuju Tanah Perjanjian, yakni bangsa Israel. Dengan tongkat di tangan dan perkenanan Allah, Musa juga membelah Laut Merah sehingga bangsa Israel bisa menyeberang di tanah kering untuk menghindari tentara Firaun.
Daud adalah raja kedua bangsa Israel setelah Saul. Ia dipilih Allah menjadi raja menggantikan Saul. Kepahlawanannya dimulai saat ia dengan "nekat" menghadapi raksasa Goliat perang satu lawan satu.