Berakit-rakit ke hulu
Berenang-renang ke tepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian
***
Peribahasa (berima) di atas dipakai Bapakku untuk 'menguliahiku'. Katanya, orang yang berusaha atau bekerja keras akan menerima hasilnya kelak.
Misalnya, anak muda yang belajar siang-malam dan akhirnya diterima di perguruan tinggi impian, di luar negeri, dapat beasiswa pula. Seseorang memulai usaha dari nol hingga mempunyai puluhan gerai. Seorang atlet berlatih keras memacu tubuhnya sedemikian rupa hingga meraih medali emas. Ada usaha, ada hasil.
Tapi apa jadinya kalau realita (seolah) justru kontra dengan peribahasa di atas?
Anda sudah belajar mati-matian, les, melahap semua buku "Cara Jitu Tembus SBMPTN", tapi justru diterima di universitas swasta di kota kecil. Anda sudah mengerahkan semua yang Anda miliki, modal besar untuk berbisnis, tapi nyatanya jalan di tempat, terancam bangkrut. Anda sudah memacu fisik Anda melebihi batas, tapi belum satu pun medali berhasil diraih.
Mana mungkin hasil mengkhianati usaha? Usaha dan kerja keras sampai setengah mati sudah dikerahkan, tapi hasilnya jauh panggang dari api. Jauh dari ekspektasi. Mengecewakan!
Eits, tunggu dulu. Anda yakinkah, perlombaan Anda sudah mencapai garis finish? Bagaimana kalau perjalanan Anda baru setengahnya. Atau mungkin kurang tiga langkah saja menuju finish.
Perjalanan hidup setiap orang berbeda. Fokuslah pada lintasan kita masing-masing.
Aku teringat sebuah ilustrasi. Ada dua orang penambang berlian yang menambang di titik yang sama, tapi di jalur yang berbeda.
Penambang pertama lebih senior, berpengalaman, mulai menambang lebih dulu. Telah puluhan tahun ia mencoba, menghabiskan seluruh hidupnya untuk memburu berlian. Tapi nihil. Semua usahanya nampak sia-sia. Padahal, kurang selangkah lagi ia bisa menemukan ladang berlian.