Alam menyajikan ruang hidup yang kita butuhkan. Kunjunganku ke Medan juga berkesempatan mengunjungi tempat wisata alam dan budaya. Semesta mendukung.
Sekitar satu jam kemudian kami sudah kembali ke Pelabuhan Tigaras, pukul 17.20 WIB. Jam sekian di Simalungun masih terang. Padahal kalau di Jawa sudah mulai gelap.
Begitu kapal berlabuh, satu persatu penumpang turun. Menunggu para kru kapal mengeluarkan motor penumpang. Sebelum meninggalkan pelabuhan, kami masih melihat-lihat sekitar. Kami pun meminta bapak-mama mengambil foto dekat tugu peringatan Kapal Motor Sinarbangun.
Kami beranjak dari pelabuhan, namun tidak langsung pulang. Bapak mengajak kami mampir di sebuah tempat wisata yang menjorok ke Danau Toba. Pengelola tempat ini masih kerabat bapak, sama-sama marga Naibaho. Karena masih kerabat, tiket masuknya gratis. Asik!
Nama tempatnya Partatapan Dolok Sipintuangin (PDS). Sesuai namanya, di tempat ini banyak tertiup angin kencang seperti pintu tempat angin lewat. Tempat ini berbukit-bukit ditumbuhi pohon pinus layaknya daerah perbukitan pada umumnya. Posisinya yang dekat dengan Danau Toba membuat tempat ini menyajikan pemandangan memukau dengan latar belakang danau dan Pulau Samosir.
Aku berkenalan dengan oppung pemilik PDS dan anak-anaknya sebagai pengelola. Mereka nampak ramah. Kami pun diminta memesan makanan dan minuman. Kami memesan mi dan minuman panas. Aku tentu memilih menu kopi.
Kami sempatkan berkeliling dan melihat beberapa wahana yang disediakan. Umumnya terdapat wahana untuk berfoto. Uniknya, ada satu pohon yang diberi tangga dari kayu. Di puncaknya ada bangku/ tempat berdiri berukuran 1 x 1 meter. Belakangnya terpampang Danau Toba dan Samosir yang menawan!
Tak ingin melewatkan momen, kami minta salah satu adik Yanti untuk mengambilkan foto. Seandainya mau mengambil foto buat prewed spot-nya cocok juga nih. Tapi momennya tidak pas. Kami bahkan belum memikirkan untuk foto prewed dalam waktu dekat. Alhasil kami mengambil foto umum dengan beberapa pose. Lumayan sebagai kenangan.