Menjadi guru yang menyenangkan itu susah-susah gampang. Berikan games/ aktivitas menarik di dalam kelas. Menonton film atau lagu populer kesukaan anak-anak. Turuti apa yang anak inginkan. Tidak pernah berikan tugas. Dijamin, bakal jadi guru favorit sepanjang masa.
Tapi apakah itu mendidik? TIDAK.
Ini adalah tahun keempat aku mengajar Tematik (Kurikulum 2013, lebih populer K-13). Rasanya? Capek. Bosan. Menjemukan. Burn out, kata temanku.
Betapa tidak, mengajarnya setiap hari, minimal 5 JP/ hari. Muridnya ngantuk, gurunya suntuk. Namanya juga proses pembelajaran, meski tidak enak tetap harus dijalani.
Itulah sebab, kita sebagai pembelajar sepanjang hayat---apa pun profesinya---harus terus belajar. Bisa dari Youtube, media sosial, website edukasi dan beragam media internet. Bahkan aku belajar dari cara teman-temanku mengajar yang menyenangkan.
Aku amati, tiru dan modifikasi sesuai mata pelajaran yang aku ajarkan. Ini pun bukan suatu hal yang remeh. Tidak seperti aku, temanku tidak mengajar setiap hari. Mereka punya cukup waktu untuk merancang dan melakukan persiapan. Aku bergumul berat untuk mempraktikkan metode mengajar menyenangkan ini.
Dalam pelajaran Tematik, tiap bab dibagi ke dalam tiap tema. Misalnya, Tema 1 Selamatkan Makhluk Hidup, Tema 2 Persatuan dalam Perbedaan, Tema 3 Tokoh dan Penemuan. Tiap tema merupakan kombinasi mata pelajaran Bahasa Indonesia, IPA, IPS, PPKN, dan Seni-Budaya.
Tiap tema bisa memuat banyak mapel. Satu sisi menarik, karena berkesinambungan (terpadu). Kurangnya, poin yang dipelajari terlalu banyak dan dangkal. Sehingga, guru harus pintar-pintar meracik materi. Mustahil mengajarkan semua materi.
Prinsipnya, ini era berlimpah informasi dan komunikasi. Anak bakal 'mati kutu' jika hanya mendengar guru mengoceh berjam-jam di dalam kelas. Setiap hari pula. Maka, guru---dengan segala daya dan upaya---harus mendobrak kemapanan dan kemudahan agar pembelajaran bisa bernas, sekaligus menyenangkan.
Meski tidak menyenangkan semua murid, usaha menyajikan pembelajaran yang menyenangkan ini bisa menjadi semacam refreshing bagi anak-anak, supaya tidak hanya duduk mendengar guru berbicara. Prinsipnya, memberi kesempatan para murid untuk belajar dengan gaya dan metode yang berbeda. Berdiri, melompat, belari, mengisi tabel, merangkai kata, menyusun puzzle, dan sebagainya, diusahakan tetap relevan dengan materi.
Dari pengalamanku, berikut ini contoh aktivitas menyenangkan dalam pembelajaran Tematik.
1) Kuis mencari kata