Mohon tunggu...
Kraiswan
Kraiswan Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Teman Pinjam Dulu Seratus, Aku: Dompet pun Pupus

19 Oktober 2023   14:50 Diperbarui: 19 Oktober 2023   15:07 664
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pinjam dulu seratus | foto: Unsplash.com via mojok.co

Pinjam-meminjam uang dengan sesama adalah topik yang selalu menarik untuk dibahas. Sebab, ada banyak kesan di baliknya. Kombinasi antara lucu, kasihan, sungkan hingga menegangkan.

Teman sering menjadi sasaran meminjam (hutang). Pertama, yang paling dekat. Kedua, bisa diandalkan. Ketiga, fleksibel.

Mau pinjam orang tua, malu. Pun tidak selalu mereka punya uang, apalagi kalau sudah tua dan pensiun. Apalagi kalau sudah disekolahkan, sudah kerja, masa masih pinjam orang tua? Mau pinjam kerabat sungkan, karena biasanya banyak alasan, untuk kebutuhan keluarga misalnya. Mau pinjam ke bank, berat di bunga. Teman adalah jawaban dari semua kendala tersebut.

Di ambang keputusasaan dalam memenuhi kesenangan, biasanya pinjol menjadi solusi instan. Banyak orang yang memilih jalan ini akhirnya menjadi korban karena bunga yang mencekik. Tidak hanya rakyat jelata, kalangan artis pun ada yang terjerat pinjol sampai menjual rumah yang harganya miliaran.

Dibanding pinjol, teman adalah solusi hutang yang minim risiko. Tidak ada teror meneror, tidak ada aib yang diumbar dan biasanya urusannya beres.

Hutang di zaman kuliah

Saat kuliah, tahun 2010, aku dan beberapa teman tidak lepas dari hutang menghutang. Syukurnya waktu itu belum musim pinjol. Jadi teman adalah satu-satunya tempat jawaban atas masalah keuangan.

Tentu saja dengan nominal yang tidak besar. Misalnya makan di kantin, "Bayarin dulu ya, besok aku ganti." Atau untuk kebutuhan kuliah seperti foto copy diktat, membeli alat dan bahan untuk praktikum dan sebagainya.

Sedangkan untuk biaya kuliah yang mencapai jutaan, tetap kembali pada orang tua masing-masing. Menjadi rahasia umum, mahasiswa yang sudah dikirimi uang orang tuanya, tapi masih mendapat tagihan dari kampus juga. Sebabnya, uang yang harusnya untuk bayar kuliah malah dipakai untuk berjalan-jalan dengan teman, atau mentraktri pacarnya. Repot kan.

Masih mahasiswa, uang bulanan saja masih bergantung pada orang tua, pakai acara pacaran segala. Bukan berarti tidak boleh pacaran. Selama sudah bisa bertanggung jawab, tidak salah untuk pacaran. Dan memakai uang yang harusnya untuk membayar kuliah untuk hal lain adalah tidak bertanggung jawab.

Kalau makan tidak mentraktir cewek, gengsi dong! Nanti dianggap pelit. Kalau begitu, kuliah saja yang benar. Tidak usah pacar-pacaran.

Hutang adalah candu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun