'Sidang' dadakan malam itu cukup mengejutkan kami. Hari telah berganti, namun kami tidak bisa lupa efek kejutnya. Meski begitu, kami tetap bersyukur. Tidak ingin membiarkan hal itu merusak suasana liburan kami di Simalungun, kampung Yanti.
Setelah mandi, sarapan dan beberes, kami masih mengunjungi kerabat Yanti di sekitar rumah. Sorenya kami jalan-jalan ke Tigaras, tepian Danau Toba. Hanya berjarak 10 menit naik motor dari rumah Yanti.
Dulu, waktu zaman sekolah Yanti sering main ke Tigaras naik angkot rame-rame bareng teman-temannya. Berenang dan bermain air di pantai danau. Atau piknik bareng keluarga, berenang, lalu menikmati ikan bakar. Bertahun-tahun kemudian tempat ini makin ramai, banyak pantai baru yang dibuka.
Kini, Yanti kembali mengunjungi pantai Tigaras bersama calon suaminya, heyahh...
Di sepanjang perjalanan menuju Danau Toba, jalannya berkelok-kelok dan menurun, pemandangannya indah memukau. Danau legendaris yang luas, kebiruan, dihiasi dengan awan dan sinar mentari, ah eloknya!
Mendekati pelabuhan, kami bisa melihat kapal motor yang melintas di tengah danau. Mumpung ke Sumatra, aku juga harus naik kapal menyeberang Danau Toba!
Di tepian pantai ini terdapat Pelabuhan Tigaras yang menghubungkan ke Pulau Samosir. Ada beberapa unit kapal motor untuk menyeberangkan penumpang dan sepeda motor. Sedangkan untuk menyeberangkan penumpang dengan mobil, hanya ada dua unit feri.
Omong-omong tentang kapal motor, pada 18 Juni 2018 terjadi kecelakaan Kapal Motor Sinar Bangun. Penyebab utamanya, kapal kelebihan muatan. Kapal yang berkapasitas 42 orang ini dipaksa pemiliknya menampung hingga sekitar 192 orang termasuk motor, karena saat itu sudah sore (17.30 WIB), tidak ada kapal lain yang beroperasi. 170 orang meninggal dalam kejadian ini.
Untuk mengenang peristiwa ini, pemerintah daerah mendirikan monumen kapal menghadap ke jalur pelayaran Pelabuhan Tigaras ke Pelabuhan Simanindo. Di bagian bawah tugu terdapat daftar nama korban yang meninggal dunia.