Mohon tunggu...
Kraiswan
Kraiswan Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Modus Penipuan Terbaru: Habis File APK, Terbitlah Tombol Block

15 September 2023   14:33 Diperbarui: 18 September 2023   11:27 2818
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Waspada modus penipuan dengan menekan tombol "Block" | foto: Twitter/@kozirama, pexels via kumparan.com

Kapan lalu viral di media sosial, banyak warganet mendapat chat bodong berisi file APK dengan nama file yang mengecoh. Misalnya undangan pernikahan, lacak kiriman paket, dan banyak lagi. Jika file ini diklik, otomatis HP pengguna diambil alih (dikendalikan jarak jauh) oleh pengirim file. Saldo di rekening, dan semua jenis e-wallet dikuras habis. Ngeri.

Syukur kalau ada yang membagikan informasi ini dan menjadi peringatan bagi yang lain. Namun, tindak kejahatan tidak berhenti. Satu celah tertutup, masih ada celah lain yang bisa dipakai. Seiring teknologi yang terus berkembang, kejahatan juga akan 'berevolusi'. Penjahat pun makin pintar.

WhatsApp, sebagai aplikasi chatting paling populer, menjadi celah terbuka lebar bagi tindakan penipuan. Modus baru penipuan via WA terus bermunculan. Tidak lagi dengan metode hipnotis via telepon yang menggiring korban ke ATM lalu mentransfer sejumlah uang sesuai keinginan pelaku.

Tanpa harus menyusahkan korban, pelaku mengirimkan tautan jebakan. Sekali klik, rekening kosong. Di waktu-waktu sebelumnya, penipu mengirim file APK dengan berbagai judul. Kali ini, kirimannya berupa tombol bodong 'Block'.

"Hati-hati kalau ada yang tiba-tiba mengirim WA seperti ini. JANGAN menekan tombol BLOCK, karena di situ disembunyikan link yang akan merampok isi rekening kita," cuit @kozirama, Jumat (14/9).

Menurut @kozirama, para penipu sudah mempelajari psikologis penerima chat WA. Jika ada pesan aneh dari orang tak dikenal, orang akan otomatis menekan tombol "BLOCK". Penjahat saja terus belajar, masa kita orang baik tidak?

Tombol "Block" di sini adalah tampilan di chat WA bagi nomor yang tidak terdaftar dalam kontak, bukan dalam bentuk tautan. Tampilannya begitu meyakinkan seolah itu adalah settingan asli dari WhatsApp. Berarti sistem pada WA pun mudah ditiru/disusupi.

Sebelumnya ramai berbagi modus penipuan via chat WA. Berikut modus-modus penipuan jenis social engineering tersebut:

1) Undangan pernikahan, foto, dan lacak kiriman berbentuk file APK

Penipu mengirimkan pesan kepada korban agar mengklik sebuah file APK melalui chat WA dengan bermacam judul. "Undangan pernikahan", "gambar", "lacak kiriman", dll. Melalui aplikasi bodong itu, jika penerima pesan mengklik, artinya memberikan penipu akses terhadap SMS dan aplikasi lain di HP. Data transaksi perbankan (OTP) biasanya dikirim via SMS. Akhirnya, transaksi perbankan diambil alih penipu.

2) Iklan palsu di media sosial

Di media sosial juga ramai modus penipuan dengan iklan palsu yang mengatasnamakan Bank BRI. Akun tersebut disinyalir penipu, karena nama akun tidak lazim, tidak ada centang biru, tampilan visual tidak kredibel mulai dari kualitas gambar yang buruk, penulisan tidak profesional serta link bio mencurigakan. Jika meng-klik tautan akan diarahkan untuk mendaftar dan mengisi data-data perbankan yang bersifat rahasia seperti nomor kartu, PIN, OTP, dll.

3) Link modus perubahan tarif

Mirip modus penipuan berformat APK, penipuan jenis ini juga menggunakan WA. Bedanya, file yang dikirimkan berupa pengumuman/ pemberitahuan agar nasabah melakukan perubahan tarif. Biasanya, dalam pengumuman tersebut berisi ancaman yang membuat nasabah takut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun