Keluarga dari Sumatra akan mencarter bis ke Jawa. Supaya sekalian mereka berkesempatan melihat kondisi di Jawa. Kalau nantinya keluarga Yanti menginginkan dilakukan acara adat, kami akan melakukannya beberapa tahun setelah menikah sambil kembali menghimpun rupiah. Demikian nasihat tulang Kiki.
Dengan gambaran ini, rasanya ringan untuk dikerjakan. Siapa sangka, nantinya perencanaan ini bisa saja berubah di kemudian hari.
Tuhan mengizinkan manusia dengan akal budinya membentuk budaya di setiap peradaban. Kebudayaan itu diwariskan turun-temurun antargenerasi, termasuk pernikahan adat.
Adat juga menjadi panduan agar manusia tidak bertindak semau sendiri, melainkan sesuai tata cara yang berlaku di masyarakat. Pernikahan adat yang ribet ini juga menjadi reminder, agar kalau ada masalah orang tidak gampang mengucapkan kata berpisah.
Terlepas dari aspek adat, kami ingin melihat petunjuk Alkitab tentang pernikahan. Tuhan sendiri yang membentuk lembaga pertama di dunia yang dikenal sebagai keluarga. "Tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia... Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging."
Allah berinisiatif untuk menjadikan penolong bagi laki-laki, yakni perempuan. Allah yang berfirman bahwa laki-laki dan perempuan akan menjadi satu daging, yang berarti menjadi satu di dalam keluarga.
Selain itu, secara lebih spesifik firman Tuhan memberi petunjuk: Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.
Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diriNya baginya.
Petunjuk tersebut melebihi adat mana pun di muka bumi. Mau adat Jawa atau Batak, kami berpegang pada kebenaran ini sebagai panduan dalam mempersiapkan hidup berumahtangga. Melalui bimbingan mentor, orang tua maupun orang yang lebih berpengalaman, kami dimampukan untuk lebih memahami hakekat pernikahan.
Prinsip dan kebenaran tersebut yang akan menjadi pengingat bahwa hukum kasih menjadi fondasi utama dalam pernikahan. Sebagai pribadi yang telah menerima kasih karunia, kami rindu membina generasi yang takut akan Tuhan, yang bisa menjadi berkat bagi masyarakat, bangsa bahkan dunia. --KRAISWANÂ