Bukan sekali dua, dunia pendidikan di Indonesia menuai kontroversi. Baik pendidikan reguler, maupun ponpes (pondok pesantren).
Viral di media sosial, 6-7 santriwati Ponpes Baitul Qur'an Al Jahra Magetan berfoto membawa airsoft gun. Selain memegang senjata laras panjang, keenam santriwati di foto juga mengenakan semacam rompi antipeluru.
Sedang latar belakang fotonya adalah area persawahan dan tampak bangunan sebuah masjid, dekat area ponpes. Salah satu pengurus ponpes, Isgianto, menjelaskan bahwa santriwati dalam foto itu adalah peserta simulasi ekstrakurikuler baru.
Ponpes Al Jahra memang berencana menjadikan kegiatan menembak dengan airsoft gun yang disimulasikan saat MPLS sebagai ekstrakurikuler. Berikut ini fakta penjelasan pihak ponpes dirangkum dari detikJatim.
1) Foto diambil saat MPLS
Foto keenam santriwati yang viral merupakan salah satu kegiatan pada hari terakhir MPLS di ponpes yang menggandeng pihak ketiga, tepatnya pada 15 Juli 2023. Mereka yang ada di foto adalah peserta simulasi kegiatan menembak dengan airsoft gun.
2) Rencana dijadikan ekstrakurikuler
Kegiatan ini merupakan simulasi kegiatan menembak yang rencananya akan dijadikan ekstrakurikuler di Ponpes Baitul Qur'an Al Jahra. Mereka yang ada di foto adalah santriwati kelas 7 dan kelas 10, santriwati baru, yang dinaungi ponpes itu.
3) Diinisiasi EO
Simulasi menembak dengan airsoft gun ini memang diinisiasi Ponpes Al Jahra yang menggandeng pihak ketiga asal Solo, yakni PT Airsoft Pelajar Indonesia beserta rekam jejaknya. Kegiatannya sama di tingkat kepolisian dan pelajar.