Untuk bisa terkenal tidak harus pintar atau berprestasi. Asalkan punya nilai jual, lebih dari cukup. Media sosial bisa menjadi kendaraan menuju ketenaran itu. Entahkah hanya sesaat, atau jangka panjang. Seperti dialami seorang remaja yang dikenal dengan Fajar Sadboy.
Siapa Fajar Sadboy?
Seorang remaja kelahiran Desa Bubea, Suwawa, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo (loh, tetangganya Norman Kamaru ya???) dengan nama lengkap Fajar Labatjo berusia 15 tahun. Ia terkenal di Tiktok yang menampilkan dirinya patah hati akibat ditinggal sang kekasih. Perempuan yang sangat ia cintai tak pernah membalas pesannya dari awal bulan Oktober. Saat menceritakan kisah sedihnya ini, Fajar selalu menangis.
Temannya berniat menghiburnya dengan mengatakan bahwa cinta tak selamanya indah. Fajar pun membalas, "Biar tidak selamanya indah, setidaknya saya punya perjuangan untuk dihargai" Hiks. Anda ingin ikut menangis?
Meski sering menjadi bintang tamu di TV, Fajar malah sering dikritik netizen karena kutipan unik nan galau. Misalnya, "Cewek itu di dalam tongkrongan seperti korek gas, kalau bukan hilang, ya diambil teman." Mak jleb! Lalu, "Dia yang menikmati, saya yang tersakiti. Entar di akhir cerita dia yang ke pelaminan, saya yang jadi tamu undangan." Nasib!
Berikut ini wajahnya yang terkenal itu. Padahal, menengok fotonya saja perut terasa mual. Begitu kok bisa terkenal ya...?
Karena celetukannya, Fajar sampai merilis lagu di Youtube. Video ini membuatnya viral di media sosial, lalu sering diundang di berbagai program televisi.
Semakin sering nangis, Fajar makin sering masuk TV dan diundang para artis di channel Youtubenya. Karena sering menangis inilah, Fajar mendapat nama panggung "Fajar Sadboy", Fajar si lelaki yang sedih. Di sinilah terjadi mutualisme. Si Fajar dapat panggung (meski sesaat), pemilik TV dan Youtuber dapat konten.
Fajar Sadboy menjadi terkenal karena viral di media sosial. Dunia viralisme membuatnya bintang dadakan, yang diminati stasiun-stasiun TV dan para Youtuber.