Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Anak Merusak Barang di Sekolah, Beranikah Bertanggung Jawab?

12 Desember 2022   15:03 Diperbarui: 13 Desember 2022   07:41 1143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak menggunakan fasilitas komputer di sekolah| KOMPAS/AGUS SUSANTO

Ada juga anak yang menulis dengan spidol melebihi white board sampai mengotori tembok putih. Pikirnya, dia bisa bersihkan dengan penghapus, alhasil malah tambah kotor.

Aku meminta pokoknya bagaimana caranya coretan itu harus bersih. Besoknya coretannya sudah hilang. Ternyata si murid (pelaku) membersihkan dengan handsanitizer di kelas. Kreatif ya. Minimal dia mau bertanggung jawab.

Untuk kasus layar proyektor yang robek tidak diketahui pelakunya. Sulit dideteksi lewat CCTV kelas karena tidak masuk frame. Sungguh tindakan tidak bertanggung jawab. Kalau aku tahu pelakunya, aku pasti meminta orangtuanya untuk mengganti.

Uniknya, ada satu kejadian tentang patahnya kabel HDMI yang membuat takjub. Sebab, si anak dengan berani mengaku di depan teman-temannya. Tidak banyak murid yang punya jiwa ksatria seperti ini.

Saat hendak memulai morning service (kegiatan kerohanian di sekolahku) dan menyalakan proyektor LCD, tampilan di komputer tidak mau terhubung. Aku cek di CPU, ternyata kabel HDMI-nya bengkok. Kalau sampai bengkok begini, pasti karena tindak kekerasan.

Selesai kegiatan morning service (terpaksa dilakukan tanpa menampilkan di layar), aku "menginterogasi" para murid. Aku mengulas tentang tanggung jawab terhadap peralatan sekolah yang dipakai dan harus dijaga bersama. 

Aku menanyakan, adakah dari mereka yang merasa menyenggol/menyentuh CPU kelas sampai kabel HDMInya bengkok? (Sebab, murid-murid kelas kecil juga sering main ke kelas sambil berlari-larian.)

Memang posisi kabelnya memakai sambungan (extension), sehingga lebih menonjol dan rawan tersenggol. Posisi CPU-nya juga terbalik, bertolak belakang dari posisi yang seharusnya. Siapa yang membaliknya? Apakah guru, atau murid?

Mulanya, kukira tidak ada yang berani mengaku. Tak sampai mengulang pertanyaan, ada salah satu murid laki-laki yang mengangkat tangan. "Sepertinya saya, Mr." Langsung aku beri pujian atas keberanian murid ini. Meski tetap ada konsekuensi atas tindakannya.

Aku juga harus mengecek rekaman di CCTV apakah benar anak tersebut pelakunya. Siapa tahu saat menyenggol CPU, kabel HDMI-nya memang sudah bengkok. Aku segera ke ruang IT untuk meminta izin melihat rekaman CCTV sejak pagi sebelum memulai kegiatan. Harus beberapa kali memutar mundur untuk menemukan pelakunya.

Perlu sekitar 15 menit, akhirnya ketemu juga. Ternyata ada anak yang memutar posisi CPU 180 derajat. Akibatnya kabel HDMI tertarik dan terdesak sehingga bengkok. Kabel yang terpasang sudah diatur sesuai posisi CPU yang tepat. Jika diputar, apalagi sampai 180 derajat, itu bisa menimbulkan kerusakan. Pelakunya terang anak yang mengangkat tangan di kelas tadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun